Rabu, 08 September 2010

Jelajah Singapore-Malaysia-Thailand (pt.3)

Hari Keempat (Singapore - Malaysia)

Pagi itu sudah tanggal 1 Juni 2010, siangnya kita akan berangkat ke Kuala Lumpur dengan bus.
Sebelum check out dari hotel, pagi2 sekali kita sudah keluar untuk pergi makan di Boon Tong Kee.
Sebenarnya kita berdua tidak tahu pasti tempatnya dimana, hanya bermodalkan info dari Singapore Visitors Center yang kita datangi dua hari lalu di Orchard.
Kita hanya dikasih selembar peta hasil googling dan nomor bus yang harus kita naiki untuk kesana.
Dari hotel kita harus jalan kaki dulu ke halte terdekat, tapi ternyata kita menunggu di halte yang salah jadi bus yang dimaksud tidak mau berhenti..
Berdasarkan info dari orang India yang kita temui di halte tersebut, katanya kita harus ke halte yang di ujung seberang jalan sana, saya tidak tahu pasti namanya apa.hehehe...
Halte yang dimaksud ternyata cukup jauh juga dari hotel kita..hikss..
dan bentuknya pun saya bilang sama sekali tidak mirip halte, "halte" nya itu ada persis di depan toko retail seperti "Alfamart" hanya ditandai dengan tanda bus stop.

Setelah naik bus, kami tidak bisa tenang karena harus memperhatikan setiap pemberhentian bus. Menurut si "mbak" yang ada di Singapore Visitors centre kita harus turun di pemberhentian ke sepuluh tapi namanya saya lupa2 ingat.
Di halte kesepuluh kita benar2 turun, tapi kita bingung harus kemana lagi ini???
Kebetulan waktu itu ada bapak2 tua lagi duduk2 di halte dan untungnya dia ngerti Inggris dikit2.hehehe..
Kita tanya dia dimana Boon Tong Kee? Trus dia bilang itu disana, kelihatan kok dari sini (kira2 begitulah omongannya) dan dia juga menunjukkan sebuah kantong yang ada tulisan Boon Tong Kee nya, rupanya bapak tua itu baru saja dari sana dan ngebungkus buat dibawa pulang.hahahaa..
Memang benar ternyata dari halte tempat kita turun si Boon Tong Kee ini sudah kelihatan, hanya jalan sedikit aja.
Ehmm tapi sebenarnya ini bukan kedai Boon Tong Kee yang dimaksud si Koes, ini tempatnya sudah seperti resto kecil gitu. Memang sih Boon Tong Kee ini ada beberapa cabang, tapi kita cuma ketemunya yang disana, ya sudah karena diuber-uber waktu juga akhirnya kita masuk kesana.
Disana kita pesan chicken ricenya dua dan satu piring ayamnya..
Nasinya dihidangkan cukup unik berbentuk kerucut walaupun porsinya imut2..
Kesan pertama saya mencoba nasinya, wihhh gurihhhh...dan saya belum pernah nemuin chicken rice segurih itu di Jakarta.
Dua chicken rice dan satu piring ayam serta dua es teh tawar kita hanya menghabiskan sekitar S$ 20.
Sehabis makan, kita cepat2 ke halte untuk kembali ke hotel karena waktu untuk check out sudah hampir tiba.hehehhe.
Perjalanan pulang ke halte di Little India untungnya tidak ada kendala sama sekali, kami bisa turun di halte yang benar.
Sampai hotel kita langsung beres2 barang trus check out deh.

Ehmm hotel kita ini memang tempatnya strategis dekat dengan stasiun MRT tapi letaknya ada di dalam komplek (seperti komplek pertokoan) jadi tidak ada taksi yang lewat.huhuhu..
Jadi kita berdua harus jalan kaki lagi ke halte yang tadi sambil gendong2 carrier.
Disana kita langsung dapat taksi yang supirnya pintar bahasa Inggris jadi kita sempat ngobrol2 dikit sama supirnya.
Tujuan kita waktu itu tentu saja ke Golden Mile, kita ke tempat ini berdasarkan rekomendasi dari bapak India yang ada di Albert Centre waktu itu (lihat cerita sebelumnya). Ternyata kesana tidak jauh sama sekali, paling hanya 10 menitan dari tempat kita naik tadi. Ongkosnya saja hanya sekitar S$ 5.
Golden Mile ini sebuah gedung yang cukup besar, di dalamnya ada pertokoan yang menjual macam2. Ada baju, tempat makan, sampai yang jual sayur2an pun ada.
Nah khusus bagian depan semuanya penuh dengan agen2 yang jual tiket bus ke berbagai tujuan di luar Singapore, misal Penang, Malaka, KL, sampai ke Thailand juga ada.
Kita sampai keluar masuk beberapa agen untuk membandingkan harga, kita memang sengaja mencari harga yang termurah.hehehehe..
Setelah membanding-bandingkan dan mempertimbangkan beberapa aspek, misal kenyamanan dan ketepatan waktu, akhirnya kita membeli tiket bus Sri Maju di salah satu agen.
Harga memang bukan yang termurah, tapi kita juga mempertimbangkan sisi lain selain murah.
Tiket satu orangnya S$ 25 (termasuk satu botol air mineral) untuk tujuan KL, sebenarnya kita harus turun di terminal Pudu Raya tetapi waktu itu Pudu Raya lagi renovasi jadi tutup sementara.
Jadinya terminal Pudu Raya dialihkan sementara di Bukit Jalil, disanalah kita akan turun sesampainya di Malaysia.
Bus Sri Maju yang akan kita tumpangi berangkat pukul 15.00 waktu Singapore. Karena masih banyak waktu, kita sempatkan dulu untuk keliling2 gedung Golden Mile.
Tepat pukul 15.00 bus kita berangkat, saya senang sekali dengan bus ini. Selain busnya bersih banget, bangkunya juga enak banget legaaaa...
Posisi bangkunya 2-1, kita duduk yang 2 bangku. Waktu itu penumpangnya hanya 5 orang, wahh makin enak aja deh..
Selain bus yang bersih, bangkunya lega, ac dingin, ternyata TV nya sudah LCD lohh!!!
Oh iya waktu kita beli tiket bus, kita juga dikasih kartu imigrasi Malaysia yang harus di isi.
Kira2 pukul 15.45 (waktu Singapore), kita tiba di imigrasi Singapore, disini kita turun tapi tidak perlu bawa barang2 atau koper2 kita, cukup paspor dan kartu keberangkatan kita (didapat waktu di pesawat dari Jakarta-Singapore).
Suasana cukup sepi waktu itu, jadi semuanya berjalan cepat dan kita langsung naik ke bus lagi. Tidak sampai lima menit kita sudah tiba di imigrasi Malaysia, disini kita harus turun dengan membawa semua barang2 kita untuk di scan.
Imigrasi Malaysia di Kompleks Sultan Abu Bakar ini tidak sebesar di imigrasi Singapore tadi, tempatnya cukup kecil hanya seadanya, yang jaga pun hampir semuanya wanita, untungnya mereka ramah2 loh, tidak seperti yang kebanyakan orang bilang...
Mungkin yang galak2 itu adanya di imigrasi International Airportnya Malaysia kali ya..hehehe..
Sesudah pasport kita dicap, kita harus men-scan barang2 kita, baru deh naik bus lagi..
Sesudah dari imigrasi Malaysia tadi baru deh kita bisa menikmati perjalanan waktu itu karena kita tidak akan turun naik kaya tadi lagi, KECUALI kalau bus berhenti di tempat istirahat dan kita mau pipis atau apalah itu namanya.
Di perjalanan kita akan disuguhi dengan film hollywood lengkap dengan speakernya yang sudah stereo kayanya, kita jadi berasa nonton pakai home theatre..hehehe..
Bus akan berhenti beberapa kali termasuk pemberhentian sekali untuk makan.
Pas jam 17.25 bus berhenti di tempat yang banyak tukang makanannya, seperti food court gitu tapi saya tidak tahu namanya apa.
Disana Koes beli nasi lemak RM 6 karena kelaparan, oh iya untuk menghemat kita share makannya, alias sepiring untuk berdua.hahaha..

Sekitar jam 20.30 (waktu Malaysia) sampailah kita di pemberhentian terakhir bus yaitu di terminal Bukit Jalil.
Karena kita berdua baru pertama kali menginjakkan kaki di negara tersebut, kita berdua benar2 kebingungan waktu itu.
Tujuan kita kan Bukit Bintang, tapi menurut info yang kami dapat untuk kesana kita harus naik LRT atau monorail gitu.
Nah sampai Bukit Jalil kita rada bingung cari stasiun LRT nya, untung bapak2 tua yang tadi satu bis sama kita mau menunjukkan tempatnya.
Rupanya dia juga mau naik LRT, ternyataaa stasiun LRT Bukit Jalil itu tidak jauh dari terminalnya, pas keluar dari terminalnya, cukup tengok kanan maka terlihatlah jembatan untuk jalanan LRT nya.
Memang sih untuk mencapai stasiunnya kita harus jalan kaki sedikit, pas lagi jalan di pedestrian tiba2 disamperin sama pemuda ga jelas gitu nawar2in brosur apalah itu sambil ketawa2 salah tingkah...hiiiii..baru nyampe sudah ketemu orang aneh...

Untuk naik LRT ini kita harus beli kartunya dulu di loket. Cukup sebutkan saja kemana tujuan kita dan si penjaga loket akan bilang berapa biayanya terus dikasih deh tiketnya.
Cara naik LRT ini berbeda loh dengan MRT di Singapore, kalau mau naik MRT kan kita cukup men-'tap' kan saja kartu kita, nah kalau mau naik LRT kita harus masukkan kartunya dan dia akan keluar lagi, nanti pas kita sudah sampai tujuan, kita harus masukkan lagi kartunya tapi tidak akan keluar lagi, jadi jangan ditungguin yah.hehehe..
Ya gitu bedanya dengan kartu standar MRT / Ez-Link di Singapore yang kita bisa bawa kemana-mana, kalau kartu LRT hanya untuk satu kali pemakaian saja.

Karena tujuan kita ke Bukit Bintang, kita harus turun di stasiun (stesen dalam bahasa Melayu) Hang Tuah, nanti disana kita ganti naik monorail ke Bukit Bintang.
Tiket LRT dari Bukit Jalil ke Hang Tuah RM 3.80 untuk 2 orang dan tiket monorail dari Hang Tuah ke Bukit Bintang RM 2.40 untuk 2 orang.
Sesampainya di Bukit Bintang kita cukup bingung untuk mencari hotel, rencananya kita mau nginap di hostel backpacker (seperti tujuan awal), akan tetapi entah mengapa dari beberapa daftar hostel yang kita bawa tidak satupun yang masih menyisakan bunk bed untuk kita..rata2 yang tersisa hanya private room bukan dorm..huhhh gagal lagi deh mau ngerasain tinggal di dorm..
Waktu itu kita sempat keluar masuk beberapa hotel, terutama hotel2 yang ada di dalam buku yang kita bawa.
Tapi tidak satupun dari hotel2 yang direkomendasikan buku itu kita sreg..
Entah itu sudah full, harga tidak sesuai, kotor, serangga2, dll.
Kita juga sempat masuk di hotel Putra Bintang, yang katanya di buku hotel ini murah dan bersih, nyatanya pas kita kesana benar2 keadaannya sangatt jauh dari kata bersih.. Padahal dari lobby sudah agak meyakinkan, pakai lift pula.
Tapi pas kamar dibuka, jrengg2.. pertama: lampu2 remang2, kedua: temboknya kusam banget boo, ketiga: spreinya lusuhhhh, keempat: kamarnya rada kecil jika dibandingkan dengan kamar2 hotel yang kita lihat sebelumnya.
Saat itu kita langsung kecewa dan langsung cari hotel lainnya lagi, pas keluar dari hotel tersebut ada bapak2 yang tahu kita lagi cari2 hotel dan dia nunjuk ke arah sebrang jalan.
Dia kaya bilang "itu loh disana ada hotel" (maklum dia ngomongnya kaya pakai bahasa isyarat gitu, jadi kita ngartiin sendiri..hehehe.)
Terus kita lihat memang di seberang sana ada yang sedikit eye catching, namanya hotel Sabrina. Lobbynya ada di lantai 2, jadi pintu masuk ada di lantai 1 dan cuma seadanya. Jadi kalau tidak eye catching orang pasti tidak tahu kalau itu pintu masuk hotel, lha orang pintunya kecil gitu kaya pintu rumah biasa tapi ini pintu kaca, pas buka pintu uda ada tangga.
Rupanya hotel ini termasuk masih baru kayanya baru setahunan deh, yang unik dari hotel ini dekorasinya yang benar2 menorrr serba merah meriah..hahaha..
Kayanya yang punya orang India deh, soalnya kelihatan sih dari pernak-pernik hotelnya.
Semua lantai hotel ini sudah dilapisi karpet tapi bukan karpet yang bagus yah..
Harganya pun masih bisa di tawar2 loh, kamarnya pun bersihhh..
Kurangnya cuma 2, yang pertama: kamarnya kecilllll bangettttt...ruang untuk bergerak cuma ada di balik pintu, sampai2 lorong hotel pun kecilnya amit2, cuma cukup untuk satu orang lewat. Yang kedua: walaupun TV sudah LCD tapi tidak ada channelnya, sekalinya ada gambarnya acak2an dan tidak ada suara..payahhhh!!!
Harga kamar disana per malamnya RM 70 (harga saat itu hasil dari tawar menawar), tidak ada breakfast.

Malam itu setelah mendapat hotel yang pas dan selesai beres2 diri alias mandi dan sebagainya, tentunya kita harus cari makan malam donk..
Kalau kata orang2 kan cari makan di Bukit Bintang itu bisa di jalan Alor (satu gang setelah jalan Bukit Bintang), ya sudah kita coba kesana deh.
Tapi kok disana banyakan bentuk2 restoran gitu ya, padahal kan kita carinya yang kedai2 biasa aja.
Akhirnya setelah sampai di ujung jalan Alor, kita menemukan kedai nasi goreng (kalau di Jakarta), karena tidak ada pilihan lain akhirnya kita coba untuk makan disana.
Pas mau duduk ternyata banyak laki2 yang makan disana, saya cewe sendiri loh, entah karena mereka tahu kita ini orang asing atau karena kita berdua bicara dengan bahasa Indonesia, mereka jadi melihat ke arah kita terus.. ini beneran lohhh..makannya saya sempat risih dengan mereka, saya bilang ke Koes, "kok disini banyak alay nya ya"
Itu hari pertama kita sampai di Malaysia dan sudah bertemu dengan orang2 seperti itu jadinya kita sempat men-cap kalau negara tersebut tidak senyaman negara tetangganya yaitu Singapore.
Harga nasi goreng waktu itu RM 3.5 dan saya minta minumnya teh tarik RM 1.3.
Karena saya tidak nyaman berada disana lama2, akhirnya kita cepat2 menghabiskan makanannya.

Rupanya waktu itu Koes belum kenyang dan mengajak saya untuk masuk ke salah satu kedai lagi, disana tidak ada namanya, yang pasti jualannya macam2 ada nasi lemak, siomay, otak2,dll.
Koes pesan nasi lemak RM 5 dan minumnya teh tarik lagi RM 1.8, memang lebih mahal tapi lebih enak daripada teh tarik di tempat nasi goreng tadi.
Dari sana kita jalan lagi menyusuri jalan Alor, tiba2 kita menemukan tempat makan ala kaki lima lagi disana, yang jualan satu keluarga dari bapak, ibu, sampe anak2nya.
Jualannya juga macam2, dari nasi goreng, tomyum, sampai prasmanan juga bisa.
Disini kita pesan tomyum seafoodnya RM 6 tapi rasanya standar aja.
Dari sana kita jalan lagi dan berhenti di toko loong kee, disini Koes beli kue yang isinya daging RM 1.5 dan juga 1 puding mangga dan 1 puding coklat, masing2 RM 1.
Setelah dari toko ini, selesailah acara kita malam itu. Kita kembali ke hotel dan langsung istirahat supaya besok bisa segar lagi, karena besok waktunya walking tour di Kuala Lumpur :)

Chicken rice Boon Tong Kee






Bus Sri Maju (Singapore-KL)




Dalemnya si Sri


Jembatan yang menghubungi imigrasi Singapore dan Malaysia


Bye2 Singapore


Welcome to Malaysia


Gerbang tol nya Malaysia


Tempat pemberhentian bus untuk makan


Koes dengan nasi lemaknya (makanan pertama di Malaysia)


"Stesen" Bukit Jalil


Bingunggg ???!!!@@@###?!


Dalemnya LRT


Tangga menuju lobby hotel Sabrina


Meriah yah ruangannya




Lorong hotel yang cuma muat 1 orang


Ini dia kamarnya


TV yang tidak ada channel nya


Kamar mandi


Tomyum2an...


- Bersambung -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar