Rabu, 13 Oktober 2010

Jelajah Singapore-Malaysia-Thailand (pt.6)

Hari ketujuh (Genting)

Pagi itu kita bangun agak pagi untuk ngejar breakfast, ya walaupun gak pagi2 banget sih.. ;)
Resto tempat untuk breakfast ada di lantai ... (maaf lupa, kalau tidak salah lantai 3).
Pas keluar dari lift kita bingung juga karena yang kami lihat itu semacam restoran yang besaaarrrr banget, jadi kita sempat ragu, apa kita akan breakfast disitu apa bukan.
Setelah menemukan pintu masuknya, ternyata benar kita akan makan pagi di tempat yang besarrrr banget itu. Kenapa saya bilang besar? Karena untuk ukuran resto hotel, saya rasa resto di First World ini cukup besar dan ukurannya melebihi resto2 pada umumnya.
Pas masuk, secara random petugas yang jaga akan menanyakan kupon breakfast dan menanyakan apakah kita vegetarian atau tidak, karena kita2 ini omnivora jadi kita diarahkan ke sebelah kanan.
Saking besarnya, kita sampai bingung harus ke meja yang mana dulu.hehehee..
Ohya selain buanyakkk pilihan makanan, sistemnya buffet pula...jadi kita bisa makan pagi sekenyang-kenyangnya. :)
Sayang saya lupa bawa kamera saking terburu-buru turun, jadi tidak bisa potret2 tempatnya deh.

Berdasarkan pengalaman saya pribadi, baru kali ini menu breakfast di hotel ada yang selengkap ituuu..
Saya dan Koes benar2 puas bisa coba makanan yang bermacam-macam.hahahaha..
Tapi sayangnya kami datang sudah agak kesiangan jadi makanan yang ada hanya tinggal sisa2.
Tapi gak apalah..yang penting semuanya masih lengkapppp..
Dari bubur2an, nasi2an, roti2an, goreng2an, ayam2an dll, semuanya ada lohh!!!
Sampai ada zone yang buat vegetarian segala, semua bebas boleh kita cobain.
Betul2 makan pagi yang nikmat deh, apalagi rasanya juga tidak mengecewakan.
Setelah puas dan kekenyangan, kita segera kembali ke kamar untuk istirahat dan beres2. Karena nanti jam 12 siang teng kita sudah harus check-out.

Setelah packing2 dan mandi, jam sudah menunjukkan hampir jam 12 siang dan kita harus segera turun, takut kena charge.hehehe..
Ohya pas check-out tidak perlu ngantri2 kaya waktu mau check-in.
Nanti begitu kita turun dari lift dan mengarah ke lobby, pasti ada mesin otomatis untuk check-out, saya lupa namanya apa. Kalau saya bilang sih lebih mirip mesin untuk cetak foto yang langsung dari hp atau cd atau usb yang lagi banyak di mal itu loh..
Nah nanti disana ada seorang petugas yang akan membantu, jadi kita tinggal kasih saja kupon check-in kita. Tidak ada 10 detik beres deh.
Setelah itu kita menuju tempat penitipan tas yang ada di ujung lobby, karena kita mau main2 dulu di outdoor theme park nya.
Entah kenapa siang itu ramai sekali yang mau nitipin buntelan2nya.hehehe..
Sampai2 tas yang tidak muat di ruangan itu ditaruh di depan ruangannya, tetapi diberi pembatas dan ada yang jaga.
Kita lebih memilih untuk menitipkan tas di luar ruangan karena kami pikir antrinya tidak begitu lama.
Pas lagi antri saya melihat orang2 yang menitipkan tasnya pada kasih tip ke petugas2nya dan itu hampir dilakukan oleh semua orang.
Mau tidak mau deh saya juga harus kasih tip walaupun hanya RM 2 supaya tidak dimanyunin sama petugasnya. Lagian kita kan titipnya cuma carrier sama ransel, bukan koper2 besar kaya mau pindahan :>

Setelah beres kita langsung menuju outdoor theme park nya. Pagi itu cuaca sepertinya lagi kurang bersahabat. Kabut tebal dimana-mana dan tentu saja ditambah mendung yang mau2 engga2..
Terus kita datangi loket penjualan tiket masuk, dan ternyata saudara2.... katanya hari itu outdoor park lagi ditutup sementara dan tidak tahu akan dibuka lagi pada jam berapa.
Ternyata jam operasional outdoor park nya ini bisa diubah seenak-enaknya, TETAPI itu karena alasan yang jelas.
Mereka tidak akan buka atau tidak akan memainkan wahana2nya kalau cuaca hujan dan kabut sedang tebal2nya.
Kata si mbak penjaga loket, kita boleh beli tiketnya tapi tidak menjamin hari itu mereka akan buka dan tiket tidak bisa di refund dan tidak bisa diganti hari.
iiihhh ogah ahh..
Kata si mbaknya lagi, mereka buka atau tidak hari itu, bisa dilihat dari permainan flying coaster yang persis berada disamping loket. Katanya kalau mainan itu sudah jalan berarti mereka buka hari itu.
Padahal sih jam operasionalnya yang bener tuh dari jam 9pagi-7malam (senin), 10pagi-7malam (selasa-jumat), 8pagi-10malam (sabtu), dan 8pagi-8malam (minggu).
Tapi ya itu seperti yang tadi saya bilang, jam operasional tersebut tidak menjadi acuan, karena mereka bergantung pada cuaca. Jadi kalau cuacanya hari itu bagus, mungkin mereka akan buka sesuai jadwal yang sudah ada.

Kami merasa sedikit kecewa waktu itu, karena sudah jauh2 datang kesana tapi tidak bisa main di outdoor park nya. Tapi tiba2 kami mendengar suara khas coaster dan ternyata itu suara si flying coaster.
Kita langsung bilang sama si mbak, itu si coaster sudah jalan, berarti theme parknya sudah boleh dibuka donk..
Ehh si mbaknya malah rada bingung, terus dia tanya2 dulu sama temennya.
Setelah dapat keputusan barulah kita diijinin beli tiket masuk.hehehe..
Tiket masuk outdoor theme park ini satu orang RM 38 untuk orang dewasa.
Untuk lengkapnya lihat website : www.rwgenting.com
Dengan membeli tiket tersebut, kita dapat menaiki dan mencoba semua wahana di dalamnya, kecuali si flying coaster. Kalau mau coba ini kita harus bayar RM 10(wristband holders) dan RM 12 (non-wristband holders).
Pas kita masuk kabut tebal masih menyelimuti area outdoor theme parknya sehingga kita tidak bisa melihat sekeliling ada apa saja.
Tapi beberapa waktu kemudian kabut mulai hilang sedikit demi sedikit jadi kita bisa lihat seluruh areanya, asikkkk...
Begitu memasuki area outdoor theme parknya kita akan melihat cukup banyak stand2 berbagai games. Misalnya games pancing2an, lempar bola, lempar masuking ring ke botol, dll. Kalau mau mencoba salah satunya kita harus tukar koin dulu, setelah itu baru deh koinnya kasihin ke yang jaganya.
Kalau lagi beruntung kita bisa dapat boneka mulai dari ukuran paling kecil, sedang, sampai yang paling besar. Ternyata banyak loh orang yang berhasil dapat boneka paling besar dari berbagai games tersebut.
Ohya sekedar mengingatkan nih, tolong awasi anak anda ketika mereka memainkan salah satu games di atas. Karena penjaganya banyak yang curang terhadap anak2.
Saya mengatakan demikian karena berdasarkan pengalaman yang saya dan Koes lihat sendiri.
Waktu itu saya tertarik untuk lihat2 stand games pancing2an bebek. Kalau biasanya yang dipancing ikan2an tapi kali ini yang dipancing adalah bebek2 karet warna kuning(seperti yang sering ada di bak mandi anak2) dan di bagian bawahnya diberi nomor. Kalau dapat nomor besar kita akan dapat boneka yang paling besar.
Nah waktu itu ada seorang anak laki2 berasal dari India dan berumur sekitaran 8tahunan. Waktu itu dia main sendirian dan ortunya asik sendiri melihat-lihat ke sudut yang lain. Pas pancingan pertama anak itu ternyata dapat nomor besar dan dia sempat mau melompat-lompat kegirangan. Tapi tiba2 sama penjaganya yang laki2 kurang ajar itu langsung di taruh lagi bebeknya dan si anak itu disuruh mancing lagi. Sebenarnya anak itu mau bilang kalau dia sudah berhasil memancing bebek yang bernomor besar dan dia berhak dapat boneka yang paling besar, tapi dia seakan tidak berdaya. Karena disuruh mancing lagi akhirnya anak itu nurut2 aja2 deh.
Nah dipancingan kedua, anak itu berhasil lagi dapat nomor yang cukup besar tapi lagi2 sama si penjaga asemmmm itu bebeknya ditaruh lagi. Saya sebenarnya kasian sama anak tersebut tapi apa daya kita tidak ingin mencari masalah sekecil apapun, karena kita sedang menikmati acara jalan2 kita.
Nah dipancingan ketiga (kalau tidak salah ingat), baru deh si penjaga itu teriak2 "winner...winner....winnerrr..." dan anak itu dengan sangat pasrah menerima boneka yang PALING KECIL. Tapi anehnya dia tetap seneng banget tuh sampai teriak2 kegirangan...hahahaha..dasar anak2..

Wahana pertama yang kita coba waktu itu adalah pirate ship, kalau di Dufan namanya kora2 tapi pirate ship ini versi yang lebih mungil.
Rasanya yah gitu2 aja deh, jauh kalah serulah sama kora2 tapi tetepppp geli.hehehe..
Wahana kedua kita coba yang paling seru disana....space shot, kalau di Dufan namanya histeria. Tapi histeria setelah saya pulang dari backpacking ini baru gembar-gembor iklannya. Naik wahana ini bikin saya kapok dan cukup sekali aja deh, kita akan dinaikkan sampai puncaknya, sekitar 3 detik diam, baru deh kita diluncurkan ke bawah dengan kecepatan tinggi. Waktu dibawa turunnya itu yang bikin saya kapok...pok..
Saya rasa ini wahana paling menantang di outdoor theme parknya, soalnya yang lain biasa2 aja.
Kita juga mencoba mini gokart, corkscrew, cyclone, dll.
Menurut saya wahana paling tidak penting tuh crazy space lab, kita pikir apaan gitu.
Untuk mencoba wahana ini kita masuk ke salah satu gedung yang ada roket besarnya kalau tidak salah, terus pas masuk ke dalamnya ada dua sisi bangku besi yang berhadapan. Di tengah2 itu ada sebuah tabung bening cukup besar dan didalamnya ada replika atau boneka alien.
Terus pas wahana dimulai, bangku mulai bergoyang-goyang...
Sampai 1 menitan, bangku tersebut tetep bergoyang maju mundur seperti awal...
Loh kok cuma gini doank yah??!! jadi selama beberapa menit kita cuma di ayun2 doank didalam sana, saya sempat mikir kejauhan, saya pikir bangkunya akan naik ke atas atau geser ke samping kiri atau kanan gitu.
Yang membuat kita serasa diputar itu karena background disekeliling kita diputar terus jadi seolah-olah kita yang muter...cape dehhh..
Benar2 CRAZY (sesuai namanya) mainannya..saking tidak pentingnya...
Kalau mau lihat boneka aliennya, lihat fotonya di bawah yach...

Ohya dalam sehari wahana2 disana akan diberhentikan untuk beberapa waktu untuk pengecekan. Jadi misal mereka sudah beroperasi 2 jam, setelah itu mereka akan menutup sementara dulu wahana itu, nanti pada jam yang telah ditentukan baru deh wahana tersebut dijalankan lagi.
Disana juga ada Beryl's chocolate wonderland, di dalamnya ada spot buat foto2 lucu, selain itu jika ingin beli coklat tinggal pilih2 deh di tokonya. Karena kita penggemar coklat jadi kita beli salah satu coklatnya walaupun yang rada murah.hehehe..
Kemarin2 kan kita juga sudah berkunjung ke Beryl's butik coklat di KL dan membeli beberapa kotak coklat untuk oleh2.

Pas lagi keliling2 kita lihat kedai makanan depan cyclone, disana ada yang menarik mata saya. Saya lihat tulisan RM 4 di kotak nasi goreng yang dijual disana.
Wahhh kayanya itu makanan paling murah deh disana, nasi gorengnya memang biasa tapi isinya cukup banyak dan tempatnya juga pakai tempat plastik seperti kotak makan anak2. Kalau rajin dan mau, kita bisa tuh bawa pulang wadah nasi gorengnya. ;)
Setelah itu saya juga mencoba beberapa games, seperti games lempar ring ke dalam botol, lempar koin plastik ke dalam lingkaran, dll.
Untuk mencoba games tersebut kita harus tukar koin dulu, sekali tukar koin RM 6.
Dari beberapa kali mencoba games yang berbeda saya hanya berhasil pada satu permainan dan mendapat teddy bear mungil alias kecil bangett..
Setelah itu kita pergi ke tempat wahana bumper boat, sebenarnya ini juga permainan kurang penting untuk orang dewasa seperti kita2 ini tapi karena tidak ada pilihan lain jadi kita putuskan untuk mencoba naik permainan ini sebelum keluar dari outdoor theme parknya.
Karena antrian yang cukup panjang dan durasi sekali putaran permainan tersebut cukup lama, kita putuskan untuk tidak jadi naik permainan tersebut.
Sebagai gantinya kita mencoba naik wahana pirate train. Aduhh udah yah tidak usah diceritakan bagaimana wahananya, yang pasti gitu2 aja dan sama sekali tidak ada yang istimewa.

Secara keseluruhan sih kita cukup puaslah, walaupun yang katanya outdoor theme parknya itu banyakan mainan untuk orang dewasanya. Tapi pada kenyataannya malah sebaliknya.. :(

Setelah keluar dari outdoor theme parknya kita langsung menuju terminal bus First World. Memang TOP deh First World ini, mulai dari hotel, outdoor&indoor theme park, sampai terminal bus pun ada..
Karena kita pulangnya tidak ingin naik cable car lagi (bukan kapok loh, cuma mau merasakan yang beda saja), jadi kita cari bus yang langsung ke KL atau sekitarnya.
Terminalnya cukup lengkap, mau naik bus yang sampai ke Singapura pun ada. Karena waktu sudah sore jadi loket2 penjualan tiket sudah ada yang tutup.
Akhirnya kita dapat satu loket bus tanpa nama hanya ada tulisan2 jurusan bus di depan loketnya.
Sebenarnya kita mau cari bus yang langsung ke Bukit Jalil tapi yang melayani rute tersebut setahu saya hanya bus Go Genting tapi naiknya di bawah sana, tepatnya di Genting Skyway Station (cable car). Jadi kalau mau naik bus ini kita harus naik cable car dulu.
Di loket bus yang kita temukan, kita membeli tiket ke Titiwangsa RM 6.6 per orangnya.
Bus akan berangkat pukul 7 malam waktu setempat, sepertinya bus ke Titiwangsa ini berangkat hampir setiap jam deh kalau tidak salah.

Tepat jam 7 malam lewat 10 menit bus datang dan penumpang pun mulai naik satu persatu. Berhubung tidak pakai nomor kursi jadi pas naik penumpang agak berebutan.
Kebetulan saya dapat tempat pas di belakang supir jadi bisa lihat view dengan leluasa.
Sebetulnya bisa dikatakan sebuah kesalahan deh saya pilih tempat duduk paling depan.
Masalahnya, jalur disana sangat berliku-liku dan banyak tikungan tajamnya. Jalur puncak sih tidak ada apa2nya lah.
Saya sering meringis ketakutan kalau bus sedang berada di jalur turunan bertikungan tajam. Bayangkan saja di jalur turunan supirnya tetap melaju kencang dan langsung menikung tajam dan di depan kami jurang. huaaaaa...
Dua jempol deh untuk supirnya...abis dia nyupirnya santai banget, padahal yang dibelakang sudah merem melek karena ketakutan.
Belakangan saya baru sadar, pas mau naik bus orang2 yang naik duluan biasanya kan cenderung memilih duduk paling depan, nah waktu itu mereka langsung ambil posisi di tengah atau hampir di belakang. Nah saya dengan PD nya langsung merasa beruntung dapat duduk di kursi paling depan.. :(
Ohya bus ini AC nya tuch dingin banget, sudah Genting cuacanya dingin, tambah AC lagi...fiuhhh..

Sekitar jam 8.15 malam kita sampai di terminal Titiwangsa, untungnya terminal bus ini dekat dengan stasiun LRT.
Awas jangan salah ambil arah, selain ada stasiun LRT, di Titiwangsa juga ada stasiun monorail. Jadi perhatikan baik2 petunjuk yang ada.
Turun dari bus kita langsung jalan ke stasiun LRT Titiwangsa dan beli tiket LRT ke Bukit Jalil RM 1,9 per orang.
Nah kalau kereta datang perhatikan baik2 papan digital yang ada di stasiun, lihat tulisannya bilang kereta ini ke mana..misal "kereta ini ke ampang atau ke sri petailing". Jadi jangan asal naik jika ada kereta yang datang.
Nah berhubung tujuan kita stasiun Bukit Jalil, kita ambil kereta yang arah ke Sri Petaling.
Pas lagi tunggu LRT tiba2 saya kebelet pipis, waktu itu toilet (tandas) di stasiun tersebut sedang renovasi jadi saya harus jalan ke belakang stasiun yang gelap2 gitu..hiiiii...untung pas di toiletnya ada beberapa orang..
Sebetulnya kereta yang mau kita naiki sudah datang pas saya ke toilet tadi, jadi kami terpaksa harus tunggu lagi 2 kereta selanjutnya.
Begitu kereta datang kita langsung duduk manis dan meletakkan ransel2 kita..pegell booo..
Perjalanan LRT kali ini juga cukup panjang hampir ujung ke ujung, jadi kita bisa agak santai di LRT.

Sesampainya di stasiun LRT Bukit Jalil, saya pergi ke toilet lagi untuk mengenakan adult diaper..hehehe..
Tapi jangan salah sangka dulu ya, ini cuma untuk jaga2 karena perjalanan kita nanti ke Hadyai bisa memakan waktu minimal 10 jam, apalagi di dalam bus tidak ada toilet, dan yang paling parah lagi siklus pipis saya itu yang agak berlebihan.
Tapi sebenarnya tidak usah terlalu khawatir buat yang siklus pipisnya tidak seperti saya, karena bus akan sering2 berhenti untuk istirahat atau sekedar berhenti sebentar.

Setelah kita keluar dari stasiun, kita mampir dulu di kedai makan yang seadanya. Disana Koes mengisi perutnya dulu supaya tidak masuk angin.
Habis makan kita langsung cepat2 menuju terminal bus sementara Bukit Jalil karena jam sudah hampir menunjukkan pukul 10 malam.
Pas kita sampai sana, kita langsung mencari bus kita. Tidak susah menemukannya karena petunjuknya sudah ada di tiket.
Cukup terkejut sih karena bus nya itu cukup asing untuk saya apalagi namanya "Best Boon". Ketika kita masuk ternyata busnya cukup bersih, bagus, dan wangi lohhh..
Malah saya sangsi Konsortium bas eskpress semenanjung yang tadinya mau saya pakai akan sebagus bus ini.
Format kursinya 2-1 tetapi lebar bangkunya masih kalah luas dengan bangku bus Sri Maju yang kita pakai dari Singapura ke Malaysia.
Bangku di "Best Boon" juga sudah pasti reclining seat dan AC yang cukup kencang serta TV LCD di bagian depan.
Bus waktu itu terisi penuh dan kebanyakan orang2 Thailand, ketahuan dari muka2nya dan bahasa mereka pas lagi telepon.

Tepat jam 10 malam bus berangkat tapi pas di suatu terminal bus berhenti dulu agak lama, entah deh mau ngapain busnya.
Di dalam perjalanan Koes berkenalan dengan cowo Thai yang duduk di samping seberangnya. Namanya Suthep, dia cowo Thai yang kebetulan kerja di Malaysia dan untungnya dia bisa Inggris, jadi kita bisa tanya2 dia informasi mengenai kondisi terkini Bangkok. Maklum waktu itu kan memang lagi puncak rusuh2nya demo 'kaos merah', tapi beruntungnya pas kita mau berangkat tanggal 29 Mei 2010 keadaan sudah cukup terkendali dan kita berharap nanti pas saatnya kita sampai di Bangkok keadaan sudah damai tentram...
Jujur sebenarnya sebelum berangkat saya agak kurang yakin Bangkok akan aman pas kami sampai disana, makannya untung2an saja deh dan banyak2 berdoa semoga nanti aman2 saja. Kalaupun belum aman, paling2 kita cuma main2 di sekitaran Khaosan Rd, hibur saya..yang penting kan menginjakkan kaki disana.hehehe..

Di dalam bus, Koes dan Suthep banyak sekali bincang2..dan kabar baik dari Suthep adalah, kata dia Bangkok sekarang sudah aman terkendali dan 'back to normal'.
Saya dan Koes langsung merasa sedikit lega, walaupun kita sampai di Bangkoknya masih sekitar 5 atau 6 hari lagi.
Ohya terus kita tanya dia apakah betul ada semacam "tradisi" selip ringgit atau baht dalam paspor di imigrasi Thailand???
Terus dia jawab, dia kurang tahu soal itu, dan dia tidak pernah melakukannya.
Ehmm kita mikirnya, ahhh mungkin karena dia warga negara Thai jadi tidak pakai selip bisa gampang lolos.
Soalnya yang saya baca dari berbagai referensi seperti buku yang saya beli maupun beberapa blog, rata2 semua menceritakan hal yang sama.
Katanya ada semacam "kebiasaan" yang mungkin sudah menjadi tradisi kali yaaa, kalau di imigrasi Thailand (di Sadao, BUKAN di Suvarnabhumi) kita harus menyelipkan RM 2 (kalau dari Malaysia) dan 10 THB (kalau dari Thailand) di paspor kita sebelum diserahkan ke petugas imigrasi.
Saya juga kurang mengerti apakah memang harus selalu seperti itu? dan apakah akibatnya jika kita tidak melakukan itu? Sampai sekarang saya sih belum menemukan jawabannya.hehehe..

Bus seringkali berhenti untuk menurunkan penumpang yang mau ke toilet, pada pukul 5.25 bus berhenti untuk istirahat. Jadi kita bisa santai2 dulu atau makan dulu kek.
Sebelumnya rekan supir bus akan mengumpulkan paspor2 kita.
Di tempat istirahat kami beli makanan yang berupa nasi supaya perut kita cukup terisi. Karena belum tahu kapan kita akan sampai di tempat tujuan, saya dan Koes terpaksa harus mensupply perut kami sekenyangnya.hehehe..
Jam 6.10 pagi bus melanjutkan perjalanan lagi menuju Hadyai. Di dalam bus, paspor kita masing2 dikembalikan dan sudah ada kartu imigrasi Thailandnya.
Kartu imigrasi Thailand ini agak berbeda dari kartu imigrasi kami waktu di Singapur dan Malaysia. Kalau dikedua negara tersebut kartu imigrasi ditulis tangan sendiri, kalau kartu imigrasi Thailand yang kita terima waktu itu sudah terisi dengan ketikan, palingan kalau masih ada kolom kosong ya kita isi sendiri saja.

Sekitar jam 8 pagi kita sampai di imigrasi Malaysia di Changloon, kita harus turun dari bus dengan membawa paspor dan kartu imigrasi keberangkatan Malaysia. Tas dan harta lainnya tidak usah dibawa turun, ya kecuali HP atau benda penting lainnya gitu.
Setelah dapat cap keluar dari petugas imigrasi, saya iseng2 mampir ke toiletnya..
Waduhhhhh ampunn2...kayanya ini toilet tidak diurus atau memang yang pakai toiletnya aja yang pada keterlaluan.
Lantai banjirrrr, di kakusnya banyak tumpukan tissue, dll.

Setelah itu kita semua kembali naik bus dan menuju ke imigrasi Thailand yang hanya berjarak sekitar 1 km. Sebelum bus masuk ke komplek imigrasi Thailand, bus kami harus antri dulu karena di dalam sana sudah penuh bus2 yang antri juga. Jadi bus kami sempat diam ditempat sekitar setengah jam.
Ketika bus sudah boleh memasuki komplek imigrasi, penumpang diturunkan di depan loket imigrasi dan bus berlalu begitu saja entah kemana..maksudnya cari parkir :)
Antrian di imigrasi Thailand ini panjang banget dan LAMAAA...
Apalagi kita harus bawa turun serta si ransel dan segala harta benda kita..huhuu.
Bayangin aja, pagi2 gitu mata saja masih sepet, gendong carrier dan trolley bag, ngantri lama pulaa..ck..ck..
Ohya karena saya masih penasaran dengan "tradisi" selip ringgit atau baht itu, saya iseng lihat2 ke orang sekitar saya yang sedang ngantri juga.
Satu persatu saya mencoba intip paspor mereka apakah mereka juga melakukan hal seperti itu?!!!
Rupanya dibelakang saya bapak2 beserta istri dan anaknya lagi itung2an duit, entah sih buat apa, tapi saya menduga-duganya untuk diselipin.hehehehe..
Nah rasa penasaran saya terjawab sudah ketika ada seorang gadis sedang membuka-buka paspornya, dan seketika itu juga saya lihat ada duit ringgit diselipkan didalamnya.
Akhirnya saya suruh si Koes untuk melakukan hal yang sama. Tapi kita dilema lagi nih, masalahnya yang harus diselipin RM 2 atau RM 4 aja biar makin gampang dipersilahkan lewat.hihihi..
Berdasarkan kesepakatan kita berdua, akhirnya kita putuskan untuk menyelipkan RM 2 saja ;)

Ketika giliran saya tiba, saya menyerahkan paspor saya kepada petugas imigrasi yang wanita tersebut.
Saya masih ingat betul, pertama petugas tersebut langsung mengambil paspor saya dan membukanya seperti membuka lembar demi lembar dengan cepat.
Setelah dia menemukan si ringgit langsung diambil secepat kilat...(ini beneran loh, soalnya saya lirik ke arah lain dikit, ringgitpun sudah lenyap).
Setelah itu dia langsung mengambil foto wajah saya, dan kemudian stempel pun di arahkan ke paspor saya, dan dia mengembalikan paspor saya begitu saja tanpa ada tanya jawab sedikitpun.. HEBATTT...apakah ini yang dinamakan dengan kekuatan ringgit atau baht?!! Tau deh, yang penting dikasih lewat lah.
Setelah itu kita harus men-scan barang2 kita.. Metal detector disana kayanya dipakai cuma untuk formalitas deh, abis mesinnya kaya sudah berumur.
Jam 9.25 kita kembali naik bus dan melanjutkan perjalanan.


Welcome to Thailand, Land of Smile....
Sawasdee kha !!!!
Khwap khun kha !!!


Saya mengira dari perbatasan Thailand di Sadao tadi ke Hadyai tinggal berapa kilometer saja, tidak tahunya masih jauhhh banget..masih sempat tidur dulu malah.
Begitu keluar dari imigrasi Thailand, jam pun harus diputar sejam lebih awal lagi.
Saya sempat berpikir, bagaimana ya orang2 yang tinggal diperbatasan itu..apa mereka tidak bingung mau pakai waktu yang mana..hahahhaa..
Habis, gelinding sedikit waktu sudah maju sejam, balik dikit waktu sudah mundur lagi sejam..

Lagi enak2nya mimpi, tiba2 saya dengar sedikit keberisikan. Ternyata bus sudah sampai pada pemberhentian awal di Hadyai.
Kalau kata si Suthep, kita harus turun disana kalau mau ke Krabi.
Ya sudah deh berhubung kita benar2 buta banget daerah Hadyai apalagi Thailand jadi kita nurut2 saja disuruh turun.
Sebetulnya tindakan ini kurang benar untuk dilakukan backpacker pemula, yaitu mudah untuk percaya pada orang yang baru kita kenal.
Makannya kita harus pintar2 baca gerak-gerik orang. Kaya saya pintar aja ya.. :-)
Dan lucunya lagi waktu itu cuma kita bertiga yang turun, yang lainnya entah dimana turunnya.

Kita diturunkan di depan sebuah terminal yang tidak terlalu besar. Begitu mau memasuki terminal kita langsung disamperin calo.
Karena kita bawa si Suthep, jadi dia bisa bawa kita untuk menghindari si calo tersebut. Entah apa yang dia bilang ke calo tersebut, karena ngomongnya pakai bahasa Thailand tentunya.

Btw tentang si Suthep ini, kami yakin2 saja kalau dia orang baik2. Karena berdasarkan ceritanya, dia pergi ke Hadyai hanya untuk menjemput istrinya yang dari Bangkok. Setelah itu mereka berangkat bersama ke Malaysia. Hebat juga ya si Suthep, bela2in menempuh perjalanan yang lebih dari 10 jam itu untuk menjemput istrinya. Dan setelah itu dia langsung balik lagi ke Malaysia saat itu juga.ck..ck..
Padahal kalau mau, si Suthep kan bisa2 saja suruh istrinya nyusul sendiri ke Malaysia. Istrinya juga hebat euyyy, jauh2 dari Bangkok ke Hadyai untuk menemui suaminya sendirian lagi..ck..ck..
Sudah ahh cukup cerita Suthep nya.

Di bangku terminal, istrinya si Suthep sudah duduk dengan manisnya..
Begitu si Suthep samperin, dia seperti orang yang terharu gitu malah sampai ingin meneteskan air mata. Mungkin saking malu sama kita jadi agak ditahan kali ya.hihihi..
Pasangan yang romatis yaa..sampai2 pas jalanpun mereka gandengan ga lepas2.
Suthep bilang ke kita katanya kalau ingin beli tiket minivan mending di agen2 saja yang banyak berderet di seberang terminal.
Lalu Suthep membantu kami bicara kepada enci2 penjual tiketnya.
Dia kasih tahu si enci kalau kita mau beli tiket minivan ke Krabi.
Sebenarnya kalau ada bus yang ke Krabi, kita mendingan naik bus saja deh, tapi sayangnya tidak ada.
Tiket minivan kita beli dengan harga THB 290 per orang, kayanya rada mahal yah..
Setelah tiket minivan di dapat kita diajak makan siang oleh Suthep dan istrinya.
Kita ditanya mau makan apa, Koes bilang apa saja yang penting enak.. :>
Terus kita diajak makan di warung yang kayanya agak kurang meyakinkan gitu.
Meja cuma dua, bangku plastik uda lusuh dan tempatnya ini jadi satu sama tempat main billiard ecek2.hehehe..
Tapi jangan berpikiran aneh2 dulu, buktinya selama kita disana tidak sedikitpun orang yang lagi pada main billiard itu melirik-lirik aneh ke kita.
Terus kita baca menunya yang cuma selembar itu, untung dilaminating.
Kita benar2 bingung mau makan apa, secara tulisan dimenunya itu yang bikin kita jadi bego mendadak plus buta huruf.
Jadi nama makanan ditulis pakai huruf 'cacing' dan harganya pakai angka pada umunya.
Karena kita benar2 tidak mengerti, kita suruh si Suthep saja deh yang milihin.
Akhirnya kita dipilihin nasi goreng sosis B2, dan nasi campur B2 juga. ;>
Pas makanan datang dan kita cobain, wewww surprise lohh ternyata makanannya cukup enak, dan Koes suka banget dengan sosis B2 nya.

Habis makan dan berbincang-bincang kita kembali ke tempat kita beli tiket minivan tadi dan berpisah dengan Suthep dan istirnya disana. Kita akan lanjut ke Krabi dan mereka akan lanjut langsung ke MALAYSIA..
Jam 2 siang lewat 10 menit, minivan yang akan membawa kita ke Krabi datang juga.
Haduhh kok AC minivannya tidak dingin ya, sudah gitu agak bau dan rada kotor pula.
Dan parahnya lagi, kita disuruh duduk di bangku paling belakang.
Pas berangkat, saya pikir kita akan dibawa langsung menuju Krabi tapi tahunya cuma mutar2 disitu2 aja.
Malah kadang kita harus tunggu lama, tidak tahu deh supirnya ngapain dulu.
Intinya sih dia bakalan jalan kalau minivannya sudah penuh, jadi dia harus mutar2 dari satu agen ke agen lain untuk angkut penumpang.
Setelah minivan benar2 sudah full, akhirnya kita jalan juga ke Krabi.horeee..

Ditengah perjalanan, si supir nyetel lagu2 dangdut ala Thai gitu, kenceng pulaa..
Ini beneran lohhh, kencengnya tuh pollll, bagus gak budeg.
Saya bingung, masa dari sekian penumpang tidak ada satupun yang merasa risih seperti saya dan Koes, malah mereka terkesan menikmati..busett dah.
Memang sih penumpang 'asing' di minivan tersebut cuma kita berdua. Selebihnya orang lokal semua.
Aduhh males deh kalau suruh bayangin di minivan itu lagi...
Di atas dekat kepala supir ada tv terus disetel dvd dangdut ala Thailand dengan kencangnya, sudah gitu yang nyanyi alay2 Thailand gitu...fiuhh..
Ditambah lagi kita duduk paling belakang yang goncangannya luar biasaaaaa plus panas, AC nya cuma semriwing2 doank..
Saya dan Koes baru kali itu mengalami gejala2 mabuk darat.
Perut seperti dikocok-kocok, eneg2 ga jelas, susah istirahat, dll.
Untung kita mengakalinya dengan minum Tolak Angin, obat andalan kita banget.
Tak lupa gosok2 perut dengan minyak kayu putih. Biarin aja deh satu minivan kebauan minyak kayu putih, daripada kita berdua mabuk benaran, kan remponggg!!
Satu lagi yang bikin kita jadi susah untuk istirahat, kita was2 dengan salah satu penumpang yang tampangnya agak mencurigakan jadi kita takut kalau kita berdua tidur bersamaan, nanti ada hal2 yang tidak kita ingingkan lagi.
Jadi saya berkali-kali mengalah, kalau Koes tertidur saya selalu berusaha membuka mata saya walaupun kepala saya sudah miring ke kiri dan ke kanan terus.
Gilanyaaa, si Koes ini tidurnya lama benarrrr..jadi kapan saatnya saya gantian tidur donk...

Singkat kata, kami berhenti pada sebuah tempat istirahat. Disana kita hanya diberi waktu 10menit untuk ke WC atau sekedar makan cemil2an.
Saya yang benar2 mual, langsung cari WC untuk mengeluarkan semuanya...
Gila deh itu minivan, suksesss ngebuat saya mabuk darat untuk pertama kalinya plus positif masuk angin.
Kira2 jam 5an sore kita sampai di Krabi...

Tunggu cerita selanjutnya ketika kami baru tiba di Krabi..
Gak kalah seru deh dari cerita2 sebelumnya, orang baru sampai saja kita sudah dikerjain sama tukang tuk2.hehehe...


Foto2:


Pirate Ship


Dinosaur Land




Space Shot


Mini GoKart


Corkscrew




Crazy Space Lab (Crazyyy gak pentingnyaaa..)




Beryl's Chocolate Wonderland










Bus -> Terminal First World ke Titiwangsa




Bus "Best Boon" KL-Hadyai


Interiornya


Kedai makan di tempat istirahat


Kartu imigrasi Thailand


'Bon Voyage'


Ini nih dalamnya si minivan Hadyai-Krabi


- Bersambung -

Selasa, 05 Oktober 2010

Jelajah Singapore-Malaysia-Thailand (pt.5)

Hari keenam (Malaysia) KL-Genting

Wah hari ini kita bangunnya agak kesiangan, padahal banyak banget yang harus kita lakukan pagi itu. Pertama kita harus naik monorail ke stasiun Hangtuah kemudian ganti naik kereta lain (LRT) untuk lanjut ke stasiun Bukit Jalil yang jauhnya lumayan deh. Habis dari sana kita naik LRT lagi dari stasiun Bukit Jalil ke stasiun Bandar Tasik Selatan, disana kita ganti kereta lagi dengan kereta komuter (KTM) untuk ke stasiun KL Sentral. Supaya gampang dimengerti, bacanya sambil lihat2 peta monorail dan LRT di KL ya.

Mulai dari jam 9an kita sudah sibuk siap2 untuk check-out nanti siang, setelah selesai beres2 kita langsung meluncur ke stasiun monorail Bukit Bintang. Kita naik monorail ke Hangtuah, disana kita harus ganti kereta (LRT) ke Bukit Jalil. Ongkos monorail dari Bukit Bintang ke Hangtuah RM 1.2 per orang dan ongkos LRT dari Hangtuah ke Bukit Jalil RM 1.9 per orang.
Sesampainya diterminal bus Bukit Jalil (terminal bus sementara) kita langsung masuk ke tenda2 tempat penjualan tiket berbagai bus tujuan daerah2 sekitaran Malaysia maupun daerah2 diluar negara Malaysia, seperti Thailand.
Jauh2 hari sebelum keberangkatan saya sudah mendapat rekomendasi bus yang paling sering dipakai orang untuk ke luar dari Malaysia yaitu Konsortium Bas Ekspres Semenanjung (KBES) website : www.kbes.com.my
Lalu saya googling untuk mengecek jadwal keberangkatan bus KL-Hadyai untuk tanggal yang saya mau.
Di website KBES, kita bisa lihat jadwal keberangkatan plus ongkosnya, kalau mau kita juga bisa beli online pakai credit card tapi hanya untuk pemesanan tiket 2 hari kedepan dari tanggal kita beli.

Balik ke cerita lagi,
Ternyata terminal sementara ini betul2 darurat, loket penjualan tiket pun hanya berupa bilik2 seadanya dan hanya ada meja tempat tulis2 di tiap loket penjualan tiket.
Ohya sebelum masuk ke dalam tenda tempat penjualan tiket, kita akan disamperin oleh beberapa orang yang nanyain kita mau kemana? sudah punya tiket belum? dll..
biasa deh, calo dimana-mana....tapi kita cuekkin aja dengan senyam-senyum dikit.
Cukup mudah menemukan loket kecil Konsortium bas ini dan hanya ada satu laki2 yang jaga waktu itu.
Kita langsung bilang ke dia kalau kita mau beli tiket 'bas' (baca:bus) ke Hadyai untuk besok malam. (Bus dari KL-Hadyai memang kebanyakan malam, kalaupun ada yang pagi, pagi banget berangkatnya).
Terus dia langsung bilang kalau tiket ke Hadyai untuk besok malam sudah sold out semua...
Waduhhh..sempet panik sedikit sihh..masalahnya kalau kita besok tidak jadi berangkat ke Hadyai bisa berantakan semua nih rencana yang sudah kita susun.
Terus di tengah2 kepanikan, kita coba2 nanya di loket 'bas' seberangnya. Yang jaga ibu2 dan tidak terlalu ramah.
Pas kita bilang mau beli tiket ke Hadyai untuk besok malam dia tidak langsung bilang tidak ada atau habis, tapi dia malah telepon dulu entah ke temannya atau siapa.
Selesai telepon si ibu bilang masih ada passss banget tinggal sisa 2 orang lagi.hehehehe..
Ya sudah kita langsung ambil aja deh, tapi harga pertama yang ditawarkan si ibu waktu itu cukup tinggi, makannya langsung aja kita keluarkan jurus menawar.
Pada akhirnya kita dengan si ibu sepakat bahwa ongkosnya RM 50 per orangnya untuk keberangkatan ke Hadyai tanggal 4 Juni jam 10 malam.

Catatan : Untuk tujuan Thailand, bus2 dari Malaysia hanya bisa sampai di Hadyai, jika ingin lanjut ke Krabi atau Phuket kita harus lanjut naik minivan.

Tiket 'bas' Hadyai sudah ditangan, sekarang kita harus buru2 lagi ke KL Sentral untuk beli tiket 'bas' ke Genting.
Dari termninal 'bas' sementara Bukit Jalil kita balik ke stasiun LRT Bukit Jalil. Dari sana kita naik LRT dan turun di stasiun Bandar Tasik Selatan. Disini kita harus ganti kereta dengan kereta komuter (KTM) dan turun di stasiun KL Sentral (tempat interchange terbesar di Malaysia , semua kereta dalam maupun luar kota akan tiba disini). Ongkos LRT Bukit Jalil ke Bandar Tasik Selatan RM 0.7 per orangnya, dan ongkos KTM dari Bandar Tasik Selatan ke KL Sentral RM 1. Cukup murah kan untuk jarak yang lumayan, menurut saya ongkos LRT dan komuter memang lebih murah dibandingkan dengan monorail.

Setibanya di stasiun KL Sentral kita langsung mencari-cari kantor penjualan tiket 'bas' Go Genting. Cukup ribet sih sampai nanya sana-sini, tidak tahunya kantornya nyempil gitu.
Disana hanya ada beberapa orang yang sedang mengantri jadi kita bisa dengan cepat membeli tiketnya.
Harga tiket yang kita beli waktu itu RM 9.30 per orang (sudah termasuk cable car dari terminal Gombak di Genting ke hotel Highlands) untuk keberangkatan tanggal 3 Juni jam 1 siang.
Untuk lengkapnya silahkan kunjungi websitenya : www.gogenting.com.my
Disitu lengkap isinya dari jadwal, ongkos, sampai tempat2 keberangkatan 'bas' Go Genting. Saat itu saya cek di websitenya tidak ada keberangkatan langsung dari Bukit Jalil tapi saat ini sudah ada, mungkin karena renovasi termninal 'bas' Pudu Raya belum rampung sepenuhnya.

Dari sana kita cepat2 cari stasiun monorail untuk kembali ke Bukit Bintang. Ternyata saudara2... stasiun monorailnya itu jauh bangetttt..Kita harus keluar dulu dari KL Sentral terus jalan kaki lagi ikutin semacam pedestrian beratap, lalu nyebrang lagi baru deh sampai..
Memang sih kalau dilihat dari peta monorail dan LRT Malaysia, stasiun monorail yang berujung di KL Sentral ini tidak berhenti tepat di KL Sentral melainkan agak jauh sedikit.
Enaknya naik monorail ini, nunggunya tidak terlalu lama jika dibandingkan dengan LRT, apalagi komuter.fiuhh..
Ongkos monorail dari KL Sentral ke Bukit Bintang RM 2.1.
Sesampainya di stasiun Bukit Bintang, saya dan Koes memutuskan untuk berpisah sejenak supaya menghemat waktu yang semakin menipis..hehehe.
Pas keluar dari stasiun saya belok kekiri ke arah Sungei Wang Plaza dan Koes ke arah kanan untuk menuju jalan Bukit Bintang.
Kenapa saya ke Sungei Wang Plaza??
Karena saya mau ke Giant, menurut buku mbak Claudia yang saya baca, jika ingin pergi ke Genting apalagi menginap disana, lebih baik kita beli makanan2 instant seperti pop mie atau roti2an dulu di KL karena nanti di Genting makanannya mahal2 booo..

Untung pas keluar dari stasiun Bukit Bintang langsung ada jembatan yang langsung bisa akses ke Sungei Wang Plaza jadi saya tidak harus turun naik lagi.
Tapi ada masalah lain nih, saya benar2 buta sama plaza yang terdiri dari beberapa lantai ini. Jembatan yang langsung dari stasiun tadi tembusnya langsung ke lantai...(lupa kalau tidak salah lantai 3).
Jadi saya sempat panik lagi karena di uber2 waktu juga.
Terus ada seorang petugas di dekat escalator, petugas tersebut wajahnya mirip2 orang India gitu. Terus saya tanya dia "maaf, Giant ada dimana??"
Terus tanpa menjawab dia hanya menunjukkan pake tangannya kalau Giant ada di bawah sambil senyam-senyum ga jelas, malah lebih mirip kaya orang mesum deh...jadi males mau nanya lebih lanjut.
Akhirnya melalui escalator saya turuni beberapa lantai, karena bingung tadi tidak nanya ke petugas tepatnya ada di lantai yang mana, saya bertanya lagi pada seorang mbak2, dia bilang Giant ada dipaling bawah.
Sesampainya di lantai paling bawah, saya bingung lagi karena tidak ada petunjuk sama sekali. Lalu saya nanya sama mbak2 bagian informasi, baru deh saya dapat kejelasan.
Saya disuruh pergi ke belakang escalator kemudian belok ke kanan.
Sudah belok kanan kok Giantnya belum ketemu2 yah, dengan ngos2an (baca:kecapean) saya langsung cegat mbak2 lainnya dan tanya dimana si Giant ini..
Terus dia bilang "itu ada diujung sana.." Wahhh ketika melihat lambang Giant dipojokan sana saya kaya melihat sesuatu yang berharga..

Payah banget nih yang bikin Giant disana, masa di taruhnya di pojokan gitu, nyempil pula dan tidak terlalu besar tempatnya kaya Giant2 di Indonesia.
Sesampainya di Giant saya langsung ke bagian mie instant dan roti2an, total beli2an barang tersebut saya menghabiskan RM 7.45.
Selesai dari sana saya langsung mencari pintu utama untuk kembali ke jalan Bukit Bintang supaya tidak pakai acara tersesat lagi kaya tadi.
Sesampainya di hotel Sabrina, rupanya Koes belum kembali. Dia tadi pergi ke jalan Alor untuk cari makan sekalian beliin buat saya.
Saat itu juga saya langsung mandi dan packing2 barang yang masih berantakan.
Selesai mandi, Koes sudah kembali dengan nasi bungkusnya.
Terus dia cerita sama saya, kalau tadi dia mengalami kejadian yang 'menakutkan' sekaligus berkesan buat dia.hahahaha..
Ceritanya pas dia lagi makan sendirian di warung si ibu di jalan Alor tadi, dia disamperin sama seorang cowo yang ga jelas gitu. Sudah tidak kenal, SKSD (sok kenal, sok dekat) pula..
Terus si Koes ini ditanyain namanya siapa, dari mana, mau ngapain disana, dll..
Sebenarnya sih kalau cuma nanya2 biasa masih mending kata si Koes, tapi ini gelagatnya yang bikin jadi seremmmm...
Terus ujung2nya si Koes ini mau dibayarin makan, minum, plus dibeliin buah gitu..
Dari sana si Koes baru sadar kalau dia sedang di deketin oleh seorang MAHO (baca:homo), jadi dia buru2 makannya dan langsung cepat2 balik ke hotel sebelum si MAHO itu bertindak yang aneh2 lainnya.
Saya yang dengerin ceritanya sampai ketawa ngakak, saya bilang si Koes dikira MAHO juga kali sama orang tadi.

Balik ke cerita,
Sebelum kita check-out, saya makan dulu nasi bungkus yang dibeli si Koes tadi. Busettt isinya banyak benerrrr..bayangin saya harus makan nasi lemak bungkus yang isinya hampir satu bungkusan itu hanya dalam 5 menit.
Karena waktunya benar2 sudah mepet banget, jadi saya makan sampai tidak dikunyah lagi.fiuhh.
Setelah check-out, saya harus rela berjalan kaki cepat2 ke stasiun monorail Bukit Bintang dengan carrier di pundak plus trolley bag yang saya bawa. Perut saya rasanya hampir 'meledak' karena makanan yang saya makan tadi belum sempat dicerna.
Kali ini kita naik monorail ke KL Sentral karena kita naik 'bas' Go Gentingnya dari sana dan kita sudah beli tiketnya tadi.
Ongkos monorail dari Bukit Bintang ke KL Sentral RM 2.10 per orang
Penderitaan belum berakhir, sesampainya di stasiun monorail KL Sentral kita harus jalan kaki lagi dengan cepat2 ke gedung KL Sentralnya karena 'bas' Go Genting' tinggal beberapa menit lagi akan berangkat.
Sesampainya disana ternyata orang2 masih berkumpul dan belum naik ke dalam bus. Akhirnya kita lega karena belum ketinggalan si 'bas'. Ohya di tempat kita naik bus ini cuma ada beberapa bangku, paling kalau di hitung2 tidak lebih dari lima buah deh. Jadi kita harus rela nunggu pintu bus dibuka dengan berdiri dan menggendong si carrier.
Setelah pintu bus dibuka, satu persatu penumpang dinaikkan. Si supir akan melihat tiket kita dan menunjukkan dimana kita akan duduk dengan tenang.
'Bas' Go Genting ini cukup bersih dan nyaman walaupun tidak terlalu bagus dalamnya. Hanya dilengkapi dengan AC dan reclining seat dengan format kursi 2-2.

Perjalanan dari KL Sentral menuju pemberhentian Gombak di Genting memakan waktu kira2 1-1.5 jam tergantung kecepatan bus.
Kita akan diturunkan di terminal Gombak, masih agak jauh di bawah sebelum Genting Highland. Dari sana kita akan lanjut pakai cable car yang tiketnya sudah termasuk harga bus Go Genting yang kita beli.
Perjalanan menggunakan cable car (kereta gantung) dari terminal Gombak ini memakan waktu kira2 11-15 menitan, memang agak lama karena jaraknya lumayan jauhhh loh.
Waktu itu kita satu cable car sama ibu2 dari zhonggou (maaf kalau salah tulis) dan bawelnya ampun2..dia bilang carrier saya kegedeanlah, makan tempatlah..zZzZZZzz..
Sempet tidak enjoy sih tapi buru2 saya buang pikiran itu karena ini pertama kalinya saya pergi ke Genting dan pertama kalinya saya naik cable car terpanjang.hehehe..
Kesan pertama naik cable car ini, sempet rada ngeri2 juga sih soalnya selama perjalanan yang ada di bawah kita cuma hutan2 gitu. Dan sesekali kita akan melewati kabut yang tebal sampai2 kita tidak bisa melihat apa2.
Buat saya ini pengalaman yang cukup menyenangkan dan cocok untuk orang yang benar2 ingin menikmati perjalanan dengan santai bukan terburu-buru.

Kalau naik cable car kita akan turun di bagian atas hotel Highlands. Cari saja petunjuk yang mengarah ke lobby hotel, nanti dari sana kita akan keluar dan menunggu shuttle bus gratis ke First World Hotel. Yaa, kita akan menginap satu malam di hotel yang paling murah di Genting ini, yang katanya punya 6118 kamar.
Free shuttle bus dari hotel Highlands ke First World Hotel ini ada setiap beberapa menit sekali tapi nyatanya pas saya menunggu waktu itu ada kali sekitar 15 menitan.
Untuk lengkapnya silahkan kunjungi website : www.rwgenting.com
Shuttle bus yang dipakai cukup kecil tidak sesuai dengan pengunjung waktu itu yang sama2 menunggu bareng kita, jadinya harus ada yang rela sampai berdiri. Tapi kalau dipikir-pikir gak apalah orang jaraknya cuma sejengkal.hehehehe..
Tapi kalau jalan kaki lumayan jauh juga lohh..

Sesampainya di First World hotel kita langsung menuju lobbynya, ehmmm busett lobbynya besar sekali yah..beda banget deh sama hotel2 pada umumnya.
Malah kalau dikira2 petugas yang melayani check-in nya aja ada puluhan kali.
Sebelum antri check-in, kita harus ke sebuah meja dulu untuk mendapat nomor antrian. Disana kita ditanya apa sudah membooking sebelumnya, kami bilang sudah. Kita memang sudah beli voucher hotel ini melalui Pasopati tour di Hayam Wuruk dan dapat rate US$ 45 atau kalau dirupiahkan menjadi Rp 423.000 (waktu itu US$ 1= Rp 9400).
Kalau mau menginap di Genting memang lebih baik booking sebelumnya via online atau langsung beli voucher di agen2 travel untuk menghindari ketidakpastian akan tersedianya kamar atau tidak.
Karena kami sudah memiliki voucher kami langsung dikasih nomor antrian untuk check-in, saya lupa dapat nomor berapa waktu itu, yang pasti ribuan deh.
Tapi jangan khawatir karena petugas dan counter check-in nya banyak banget dan di setiap sudut lobby ada papan yang menunjukkan antrian sudah sampai nomor berapa, bahkan di casino nya pun ada papan ini.
Sembari menunggu kita duduk dulu di ratusan bangku yang sudah disediakan. Kalau dipikir-pikir kok kita jadi berasa ada di stasiun kereta yah.hehehehe..

Ohya check-in di hotel ini jam 15.00 dan check-out jam 12.00.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya angka di papan menunjukkan nomor antrian kita berikut dengan nomor counter yang akan melayani kita...cukup hebat dan terorganisir dengan baik loh.
Kita dapat kamar di lantai...(maaf lupa, yang pasti agak tengah2 kok). Keluar dari lift kita lumayan bingung mencari kamar kita karena kamarnya banyak sekali.
Kamar kita rupanya berada hampir di ujung lorong. Tapi enaknya kamar kita pas depanan sama dispenser air minum yang bisa panas atau dingin. Jadi kalau mau apa2 tinggal keluar kamar sedikit langsung ketemu si dispenser.
Sepertinya semua kamar2 di First World ini memang tidak dilengkapi dengan AC deh, hanya ada fan di tiap kamar. Lagian kalau dipikir-pikir juga untuk apa lagi AC, orang udaranya sudah dingin begitu.
Setelah meletakkan barang2 di kamar, kita langsung turun ke bawah lagi untuk explore sekeliling First World.
Tempat pertama yang kita kunjungi waktu itu adalah Casino De Genting, sebetulnya untuk masuk kesana ada syarat2 tertentu, seperti usia, pakaian, dll, sebenarnya itu memang menjadi syarat utama casino dimanapun.
Waktu pertama kali masuk kita tidak disuruh menunjukkan id card, jadi kita masuk dengan santainya. Memang pengecekan id ini dilakukan secara random, jadi untuk yang belum cukup umur mending jangan coba2 kalau tidak mau nanti ketahuan petugas terus dilarang masuk.hehehe.

Jujur ini pertama kalinya saya melihat langsung bentuk casino, jadi saya agak norak sedikit :)
Disana saya lihat orang2 banyak yang mengeluarkan duitnya hanya untuk dipertaruhkan di meja judi. Saya sampai bingung, apa pada tidak sayang duit yaa..
Ehmmm terus disana kebanyakan yang main orang2 yang sudah berumur, kira2 30an ke atas deh, malah opa2 dan oma2 juga banyak banget.
Paling yang sepantaran kita2 hanya ada beberapa ekor, makannya rada kurang PD juga sih masuk kesana, apalagi tidak ikutan main.hehehe..
Tahu gak enaknya masuk kesini tuh apa? disana disediakan minuman gratis...tis..tis..
dan sepuasnya kalau mau. Ada teh tarik, orange juice, milo, kopi, dan air putih.
Terus kalau mau makan, di dalam casino ini ada sebuah cafe kecil di pojokan. Disana makanannya masih rada murah walaupun menunya tidak terlalu banyak. Menu andalan kita disana yaitu nasi lemak RM 5, ada juga menu roti2 panggang dan makanan yang ringan2 lainnya.
Ohya satu lagi peraturan yang ada di casino, TIDAK boleh memoto apapun di dalamnya. Jadi saya tidak bisa foto si nasi lemaknya deh.

Karena takut tergoda iman kita untuk ikutan main disana, akhirnya kita tidak lama2 deh disana. Setelah dari situ kita keliling mal nya dan indoor theme park.
Di indoor theme park ini banyakan wahananya dikhususkan untuk anak2, tapi bukan berarti orang dewasa tidak boleh naik loh.
Ada juga rumah hantu yang kalau kita mau masuk bayar lagi, karena tidak jadi satu dengan tiket indoor theme park.
Dari indoor kita keluar untuk melihat outdoor theme parknya, kita memang cuma melihat-lihat dari luar, karena rencananya besok kita baru masuk kesana.
Pas masuk lagi ke indoor, saya tertarik untuk mencoba wahana 4D. Terus saya tanya ke petugasnya yang tidak berseragam, kalau mau main ini saja bisa tidak, tanpa harus beli tiket terusan.
Terus tiba2 dia ngajak si Koes rundingan, katanya kalau beli satuan gitu di loket mahal, mending beli sama dia saja ntar dikasih murah....Halahh2 dasarrr yang namanya korupsi memang tidak di Indonesia doang nih..
Ya sudah karena tawarannya cukup menarik kita ambil saja, dia kasih harga RM 5 per orang untuk kita.
Ternyata theaternya itu kecil banget dan bangkunya tidak enak. Apalagi filmnya,ampun2 dehhh..kita kira film serem2 gitu sesuai dengan tema di depan pintunya, tidak tahunya cuma kartun biasa yang berlatar gelap2 dan sama sekali tidak bikin kaget.
Pokonya jauhhh banget deh dengan 4D yang kita cobain di Universal Studio Singapore kemarin2.

Puas meng-explore first world kita kembali ke kamar dulu untuk istirahat sebentar dan beres2.
Malamnya saya dan Koes kepikiran untuk kembali ke casino dan makan nasi lemak di cafe kecil yang ada di dalam casino, karena makanan di mal first world mahal2 euyy..
Tadinya kita mau cobain McD tapi harganya kok tidak cocok untuk kantong kita ya.hehehe.. Jadi mending makan nasi lemak di casino aja deh yang cuma RM 5 plus minumnya gratis.hahaha..
Nah pas mau masuk ke casino lagi, petugas yang jaga sudah beda. Kali ini petugasnya seorang laki2 India serem gitu tampangnya.
Ketika kita mau masuk dengan PD nya, tiba2 si petugas manggil si Koes dan dia disuruh memperlihatkan id card nya. Setelah dilihat dan memenuhi syarat baru deh si Koes boleh masuk.
Begitu masuk kita langsung meluncur ke cafe kecil yang jadi langganan kita, tapi sebelumnya tak lupa kita ambil dulu minuman yang kita mau dari dispenser khusus yang ada di casino secara gratis.

Di cafe kecil ini kita pesan nasi lemak lagi dan roti panggang dengan selai kacang RM 4.
Setelah makan, saya dan Koes akhirnya tergoda juga untuk mencoba mempertaruhkan beberapa lembar ringgit kita di meja judi.hehehe..
Awalnya si Koes yang bermain, ada beberapa permainan yang minimal kita bisa mempertaruhkan chip dengan nilai RM 5. Tapi untuk mendapatkan chip ini kita harus menukarkan minimal RM 50 tapi nanti kalau ada sisa, bisa ditukarkan kembali ke dalam bentuk ringgit.
Pertama kita main semacam papan bundar yang dipenuhi dengan angka2 terus diputar (tidak tahu namanya apa), kalau papan bundar tersebut berhenti di angka yang kita pasang, nanti chip kita akan dibalikkan lebih sesuai dengan kelipatan yang didapat (aduhhh saya bukan ahli dalam hal beginian, jadi agak susah menjelaskannya, harap maklum yah).
Rupanya keberuntungan kita tidak bagus dipermainan ini dan kita menghabiskan RM 20 sia2.huhuhu..

Karena ingin tahu permainan apa yang paling gampang disana, Koes menelepon salah satu temannya di Jakarta dan menanyakan permainan apa yang agak mudah.
Temannya si Koes bilang kalau kita harus coba permainan yang lempar2 bola gitu, katanya itu permainan yang paling gampang.
Terus kita cari2 deh itu permainan, rupanya permainan tersebut memang paling ramai dimainkan oleh orang2. Jadi pas dibuka taruhannya, saya langsung taruh RM 5 saya di angka 4.
Dan taaaarrrrrraaaa.....nomor saya keluar pas di angka 4, jadi chip yang saya pertaruhkan cuma 1 jadi balik 8 chip.hehehe..
Dari situ saya jadi 'ketagihan' karena mengira disitulah letak keberuntungan saya..(tolong jangan ditiru ya, soalnya kalau ketagihan tidak tanggung).
akhirnya saya pasang kecil2 saja dan terus2an menang, paling kalau kalah hanya 2 atau 3 kali. Koes mengingatkan kalau saya sudah balik modal, minimal uang yang harus kita keluarkan untuk tukar chip kan RM 50, dan saya sudah mendapat RM 50 hasil dari main tadi. Maklum mainnya kecil2 saja, jadi hasilnya juga segitu. Dan perlu digaris bawahi, ini pertama kali saya menginjakkan kaki di casino dan pertama kalinya saya mengenal chip dan pernak-perniknya. Jadi taruhan ini saya lakukan semata-mata hanya untuk kesenangan dan iseng2 semata, makannya saya hanya berani main di permainan yang minimal taruhannya RM 5.

Biarpun cuma untung RM 50, itu sudah cukup bagi saya. Apalagi besok rencananya kita mau masuk outdoor theme park nya, jadi lumayan deh buat nambah-nambahin ;)
Karena sudah hampir tengah malam, kita memutuskan untuk balik ke kamar dan istirahat. Besok seharian kita akan main2 di outdoor theme park kemudian meninggalkan Genting lalu menuju ke Hadyai...arrghhhh baru bayanginnya saja sudah cape...

Stasiun LRT Bukit Jalil


Komuter (KTM)


'Bas' Go Genting


Terminal bus Gombak (Genting)


Sebelum naik cable car


Track-nya cable car


Lewat kabut juga


Sampai juga di Hotel Highlands


Tampak depan Hotel Highlands




Ngantri check-in di First World Hotel


Tempat penitipan tas di First World Hotel


Kamar




WC terpisah dengan kamar mandi


Indoor theme park plus mal First World


Little Venice


Price list







- Bersambung -