Selasa, 05 Oktober 2010

Jelajah Singapore-Malaysia-Thailand (pt.5)

Hari keenam (Malaysia) KL-Genting

Wah hari ini kita bangunnya agak kesiangan, padahal banyak banget yang harus kita lakukan pagi itu. Pertama kita harus naik monorail ke stasiun Hangtuah kemudian ganti naik kereta lain (LRT) untuk lanjut ke stasiun Bukit Jalil yang jauhnya lumayan deh. Habis dari sana kita naik LRT lagi dari stasiun Bukit Jalil ke stasiun Bandar Tasik Selatan, disana kita ganti kereta lagi dengan kereta komuter (KTM) untuk ke stasiun KL Sentral. Supaya gampang dimengerti, bacanya sambil lihat2 peta monorail dan LRT di KL ya.

Mulai dari jam 9an kita sudah sibuk siap2 untuk check-out nanti siang, setelah selesai beres2 kita langsung meluncur ke stasiun monorail Bukit Bintang. Kita naik monorail ke Hangtuah, disana kita harus ganti kereta (LRT) ke Bukit Jalil. Ongkos monorail dari Bukit Bintang ke Hangtuah RM 1.2 per orang dan ongkos LRT dari Hangtuah ke Bukit Jalil RM 1.9 per orang.
Sesampainya diterminal bus Bukit Jalil (terminal bus sementara) kita langsung masuk ke tenda2 tempat penjualan tiket berbagai bus tujuan daerah2 sekitaran Malaysia maupun daerah2 diluar negara Malaysia, seperti Thailand.
Jauh2 hari sebelum keberangkatan saya sudah mendapat rekomendasi bus yang paling sering dipakai orang untuk ke luar dari Malaysia yaitu Konsortium Bas Ekspres Semenanjung (KBES) website : www.kbes.com.my
Lalu saya googling untuk mengecek jadwal keberangkatan bus KL-Hadyai untuk tanggal yang saya mau.
Di website KBES, kita bisa lihat jadwal keberangkatan plus ongkosnya, kalau mau kita juga bisa beli online pakai credit card tapi hanya untuk pemesanan tiket 2 hari kedepan dari tanggal kita beli.

Balik ke cerita lagi,
Ternyata terminal sementara ini betul2 darurat, loket penjualan tiket pun hanya berupa bilik2 seadanya dan hanya ada meja tempat tulis2 di tiap loket penjualan tiket.
Ohya sebelum masuk ke dalam tenda tempat penjualan tiket, kita akan disamperin oleh beberapa orang yang nanyain kita mau kemana? sudah punya tiket belum? dll..
biasa deh, calo dimana-mana....tapi kita cuekkin aja dengan senyam-senyum dikit.
Cukup mudah menemukan loket kecil Konsortium bas ini dan hanya ada satu laki2 yang jaga waktu itu.
Kita langsung bilang ke dia kalau kita mau beli tiket 'bas' (baca:bus) ke Hadyai untuk besok malam. (Bus dari KL-Hadyai memang kebanyakan malam, kalaupun ada yang pagi, pagi banget berangkatnya).
Terus dia langsung bilang kalau tiket ke Hadyai untuk besok malam sudah sold out semua...
Waduhhh..sempet panik sedikit sihh..masalahnya kalau kita besok tidak jadi berangkat ke Hadyai bisa berantakan semua nih rencana yang sudah kita susun.
Terus di tengah2 kepanikan, kita coba2 nanya di loket 'bas' seberangnya. Yang jaga ibu2 dan tidak terlalu ramah.
Pas kita bilang mau beli tiket ke Hadyai untuk besok malam dia tidak langsung bilang tidak ada atau habis, tapi dia malah telepon dulu entah ke temannya atau siapa.
Selesai telepon si ibu bilang masih ada passss banget tinggal sisa 2 orang lagi.hehehehe..
Ya sudah kita langsung ambil aja deh, tapi harga pertama yang ditawarkan si ibu waktu itu cukup tinggi, makannya langsung aja kita keluarkan jurus menawar.
Pada akhirnya kita dengan si ibu sepakat bahwa ongkosnya RM 50 per orangnya untuk keberangkatan ke Hadyai tanggal 4 Juni jam 10 malam.

Catatan : Untuk tujuan Thailand, bus2 dari Malaysia hanya bisa sampai di Hadyai, jika ingin lanjut ke Krabi atau Phuket kita harus lanjut naik minivan.

Tiket 'bas' Hadyai sudah ditangan, sekarang kita harus buru2 lagi ke KL Sentral untuk beli tiket 'bas' ke Genting.
Dari termninal 'bas' sementara Bukit Jalil kita balik ke stasiun LRT Bukit Jalil. Dari sana kita naik LRT dan turun di stasiun Bandar Tasik Selatan. Disini kita harus ganti kereta dengan kereta komuter (KTM) dan turun di stasiun KL Sentral (tempat interchange terbesar di Malaysia , semua kereta dalam maupun luar kota akan tiba disini). Ongkos LRT Bukit Jalil ke Bandar Tasik Selatan RM 0.7 per orangnya, dan ongkos KTM dari Bandar Tasik Selatan ke KL Sentral RM 1. Cukup murah kan untuk jarak yang lumayan, menurut saya ongkos LRT dan komuter memang lebih murah dibandingkan dengan monorail.

Setibanya di stasiun KL Sentral kita langsung mencari-cari kantor penjualan tiket 'bas' Go Genting. Cukup ribet sih sampai nanya sana-sini, tidak tahunya kantornya nyempil gitu.
Disana hanya ada beberapa orang yang sedang mengantri jadi kita bisa dengan cepat membeli tiketnya.
Harga tiket yang kita beli waktu itu RM 9.30 per orang (sudah termasuk cable car dari terminal Gombak di Genting ke hotel Highlands) untuk keberangkatan tanggal 3 Juni jam 1 siang.
Untuk lengkapnya silahkan kunjungi websitenya : www.gogenting.com.my
Disitu lengkap isinya dari jadwal, ongkos, sampai tempat2 keberangkatan 'bas' Go Genting. Saat itu saya cek di websitenya tidak ada keberangkatan langsung dari Bukit Jalil tapi saat ini sudah ada, mungkin karena renovasi termninal 'bas' Pudu Raya belum rampung sepenuhnya.

Dari sana kita cepat2 cari stasiun monorail untuk kembali ke Bukit Bintang. Ternyata saudara2... stasiun monorailnya itu jauh bangetttt..Kita harus keluar dulu dari KL Sentral terus jalan kaki lagi ikutin semacam pedestrian beratap, lalu nyebrang lagi baru deh sampai..
Memang sih kalau dilihat dari peta monorail dan LRT Malaysia, stasiun monorail yang berujung di KL Sentral ini tidak berhenti tepat di KL Sentral melainkan agak jauh sedikit.
Enaknya naik monorail ini, nunggunya tidak terlalu lama jika dibandingkan dengan LRT, apalagi komuter.fiuhh..
Ongkos monorail dari KL Sentral ke Bukit Bintang RM 2.1.
Sesampainya di stasiun Bukit Bintang, saya dan Koes memutuskan untuk berpisah sejenak supaya menghemat waktu yang semakin menipis..hehehe.
Pas keluar dari stasiun saya belok kekiri ke arah Sungei Wang Plaza dan Koes ke arah kanan untuk menuju jalan Bukit Bintang.
Kenapa saya ke Sungei Wang Plaza??
Karena saya mau ke Giant, menurut buku mbak Claudia yang saya baca, jika ingin pergi ke Genting apalagi menginap disana, lebih baik kita beli makanan2 instant seperti pop mie atau roti2an dulu di KL karena nanti di Genting makanannya mahal2 booo..

Untung pas keluar dari stasiun Bukit Bintang langsung ada jembatan yang langsung bisa akses ke Sungei Wang Plaza jadi saya tidak harus turun naik lagi.
Tapi ada masalah lain nih, saya benar2 buta sama plaza yang terdiri dari beberapa lantai ini. Jembatan yang langsung dari stasiun tadi tembusnya langsung ke lantai...(lupa kalau tidak salah lantai 3).
Jadi saya sempat panik lagi karena di uber2 waktu juga.
Terus ada seorang petugas di dekat escalator, petugas tersebut wajahnya mirip2 orang India gitu. Terus saya tanya dia "maaf, Giant ada dimana??"
Terus tanpa menjawab dia hanya menunjukkan pake tangannya kalau Giant ada di bawah sambil senyam-senyum ga jelas, malah lebih mirip kaya orang mesum deh...jadi males mau nanya lebih lanjut.
Akhirnya melalui escalator saya turuni beberapa lantai, karena bingung tadi tidak nanya ke petugas tepatnya ada di lantai yang mana, saya bertanya lagi pada seorang mbak2, dia bilang Giant ada dipaling bawah.
Sesampainya di lantai paling bawah, saya bingung lagi karena tidak ada petunjuk sama sekali. Lalu saya nanya sama mbak2 bagian informasi, baru deh saya dapat kejelasan.
Saya disuruh pergi ke belakang escalator kemudian belok ke kanan.
Sudah belok kanan kok Giantnya belum ketemu2 yah, dengan ngos2an (baca:kecapean) saya langsung cegat mbak2 lainnya dan tanya dimana si Giant ini..
Terus dia bilang "itu ada diujung sana.." Wahhh ketika melihat lambang Giant dipojokan sana saya kaya melihat sesuatu yang berharga..

Payah banget nih yang bikin Giant disana, masa di taruhnya di pojokan gitu, nyempil pula dan tidak terlalu besar tempatnya kaya Giant2 di Indonesia.
Sesampainya di Giant saya langsung ke bagian mie instant dan roti2an, total beli2an barang tersebut saya menghabiskan RM 7.45.
Selesai dari sana saya langsung mencari pintu utama untuk kembali ke jalan Bukit Bintang supaya tidak pakai acara tersesat lagi kaya tadi.
Sesampainya di hotel Sabrina, rupanya Koes belum kembali. Dia tadi pergi ke jalan Alor untuk cari makan sekalian beliin buat saya.
Saat itu juga saya langsung mandi dan packing2 barang yang masih berantakan.
Selesai mandi, Koes sudah kembali dengan nasi bungkusnya.
Terus dia cerita sama saya, kalau tadi dia mengalami kejadian yang 'menakutkan' sekaligus berkesan buat dia.hahahaha..
Ceritanya pas dia lagi makan sendirian di warung si ibu di jalan Alor tadi, dia disamperin sama seorang cowo yang ga jelas gitu. Sudah tidak kenal, SKSD (sok kenal, sok dekat) pula..
Terus si Koes ini ditanyain namanya siapa, dari mana, mau ngapain disana, dll..
Sebenarnya sih kalau cuma nanya2 biasa masih mending kata si Koes, tapi ini gelagatnya yang bikin jadi seremmmm...
Terus ujung2nya si Koes ini mau dibayarin makan, minum, plus dibeliin buah gitu..
Dari sana si Koes baru sadar kalau dia sedang di deketin oleh seorang MAHO (baca:homo), jadi dia buru2 makannya dan langsung cepat2 balik ke hotel sebelum si MAHO itu bertindak yang aneh2 lainnya.
Saya yang dengerin ceritanya sampai ketawa ngakak, saya bilang si Koes dikira MAHO juga kali sama orang tadi.

Balik ke cerita,
Sebelum kita check-out, saya makan dulu nasi bungkus yang dibeli si Koes tadi. Busettt isinya banyak benerrrr..bayangin saya harus makan nasi lemak bungkus yang isinya hampir satu bungkusan itu hanya dalam 5 menit.
Karena waktunya benar2 sudah mepet banget, jadi saya makan sampai tidak dikunyah lagi.fiuhh.
Setelah check-out, saya harus rela berjalan kaki cepat2 ke stasiun monorail Bukit Bintang dengan carrier di pundak plus trolley bag yang saya bawa. Perut saya rasanya hampir 'meledak' karena makanan yang saya makan tadi belum sempat dicerna.
Kali ini kita naik monorail ke KL Sentral karena kita naik 'bas' Go Gentingnya dari sana dan kita sudah beli tiketnya tadi.
Ongkos monorail dari Bukit Bintang ke KL Sentral RM 2.10 per orang
Penderitaan belum berakhir, sesampainya di stasiun monorail KL Sentral kita harus jalan kaki lagi dengan cepat2 ke gedung KL Sentralnya karena 'bas' Go Genting' tinggal beberapa menit lagi akan berangkat.
Sesampainya disana ternyata orang2 masih berkumpul dan belum naik ke dalam bus. Akhirnya kita lega karena belum ketinggalan si 'bas'. Ohya di tempat kita naik bus ini cuma ada beberapa bangku, paling kalau di hitung2 tidak lebih dari lima buah deh. Jadi kita harus rela nunggu pintu bus dibuka dengan berdiri dan menggendong si carrier.
Setelah pintu bus dibuka, satu persatu penumpang dinaikkan. Si supir akan melihat tiket kita dan menunjukkan dimana kita akan duduk dengan tenang.
'Bas' Go Genting ini cukup bersih dan nyaman walaupun tidak terlalu bagus dalamnya. Hanya dilengkapi dengan AC dan reclining seat dengan format kursi 2-2.

Perjalanan dari KL Sentral menuju pemberhentian Gombak di Genting memakan waktu kira2 1-1.5 jam tergantung kecepatan bus.
Kita akan diturunkan di terminal Gombak, masih agak jauh di bawah sebelum Genting Highland. Dari sana kita akan lanjut pakai cable car yang tiketnya sudah termasuk harga bus Go Genting yang kita beli.
Perjalanan menggunakan cable car (kereta gantung) dari terminal Gombak ini memakan waktu kira2 11-15 menitan, memang agak lama karena jaraknya lumayan jauhhh loh.
Waktu itu kita satu cable car sama ibu2 dari zhonggou (maaf kalau salah tulis) dan bawelnya ampun2..dia bilang carrier saya kegedeanlah, makan tempatlah..zZzZZZzz..
Sempet tidak enjoy sih tapi buru2 saya buang pikiran itu karena ini pertama kalinya saya pergi ke Genting dan pertama kalinya saya naik cable car terpanjang.hehehe..
Kesan pertama naik cable car ini, sempet rada ngeri2 juga sih soalnya selama perjalanan yang ada di bawah kita cuma hutan2 gitu. Dan sesekali kita akan melewati kabut yang tebal sampai2 kita tidak bisa melihat apa2.
Buat saya ini pengalaman yang cukup menyenangkan dan cocok untuk orang yang benar2 ingin menikmati perjalanan dengan santai bukan terburu-buru.

Kalau naik cable car kita akan turun di bagian atas hotel Highlands. Cari saja petunjuk yang mengarah ke lobby hotel, nanti dari sana kita akan keluar dan menunggu shuttle bus gratis ke First World Hotel. Yaa, kita akan menginap satu malam di hotel yang paling murah di Genting ini, yang katanya punya 6118 kamar.
Free shuttle bus dari hotel Highlands ke First World Hotel ini ada setiap beberapa menit sekali tapi nyatanya pas saya menunggu waktu itu ada kali sekitar 15 menitan.
Untuk lengkapnya silahkan kunjungi website : www.rwgenting.com
Shuttle bus yang dipakai cukup kecil tidak sesuai dengan pengunjung waktu itu yang sama2 menunggu bareng kita, jadinya harus ada yang rela sampai berdiri. Tapi kalau dipikir-pikir gak apalah orang jaraknya cuma sejengkal.hehehehe..
Tapi kalau jalan kaki lumayan jauh juga lohh..

Sesampainya di First World hotel kita langsung menuju lobbynya, ehmmm busett lobbynya besar sekali yah..beda banget deh sama hotel2 pada umumnya.
Malah kalau dikira2 petugas yang melayani check-in nya aja ada puluhan kali.
Sebelum antri check-in, kita harus ke sebuah meja dulu untuk mendapat nomor antrian. Disana kita ditanya apa sudah membooking sebelumnya, kami bilang sudah. Kita memang sudah beli voucher hotel ini melalui Pasopati tour di Hayam Wuruk dan dapat rate US$ 45 atau kalau dirupiahkan menjadi Rp 423.000 (waktu itu US$ 1= Rp 9400).
Kalau mau menginap di Genting memang lebih baik booking sebelumnya via online atau langsung beli voucher di agen2 travel untuk menghindari ketidakpastian akan tersedianya kamar atau tidak.
Karena kami sudah memiliki voucher kami langsung dikasih nomor antrian untuk check-in, saya lupa dapat nomor berapa waktu itu, yang pasti ribuan deh.
Tapi jangan khawatir karena petugas dan counter check-in nya banyak banget dan di setiap sudut lobby ada papan yang menunjukkan antrian sudah sampai nomor berapa, bahkan di casino nya pun ada papan ini.
Sembari menunggu kita duduk dulu di ratusan bangku yang sudah disediakan. Kalau dipikir-pikir kok kita jadi berasa ada di stasiun kereta yah.hehehehe..

Ohya check-in di hotel ini jam 15.00 dan check-out jam 12.00.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya angka di papan menunjukkan nomor antrian kita berikut dengan nomor counter yang akan melayani kita...cukup hebat dan terorganisir dengan baik loh.
Kita dapat kamar di lantai...(maaf lupa, yang pasti agak tengah2 kok). Keluar dari lift kita lumayan bingung mencari kamar kita karena kamarnya banyak sekali.
Kamar kita rupanya berada hampir di ujung lorong. Tapi enaknya kamar kita pas depanan sama dispenser air minum yang bisa panas atau dingin. Jadi kalau mau apa2 tinggal keluar kamar sedikit langsung ketemu si dispenser.
Sepertinya semua kamar2 di First World ini memang tidak dilengkapi dengan AC deh, hanya ada fan di tiap kamar. Lagian kalau dipikir-pikir juga untuk apa lagi AC, orang udaranya sudah dingin begitu.
Setelah meletakkan barang2 di kamar, kita langsung turun ke bawah lagi untuk explore sekeliling First World.
Tempat pertama yang kita kunjungi waktu itu adalah Casino De Genting, sebetulnya untuk masuk kesana ada syarat2 tertentu, seperti usia, pakaian, dll, sebenarnya itu memang menjadi syarat utama casino dimanapun.
Waktu pertama kali masuk kita tidak disuruh menunjukkan id card, jadi kita masuk dengan santainya. Memang pengecekan id ini dilakukan secara random, jadi untuk yang belum cukup umur mending jangan coba2 kalau tidak mau nanti ketahuan petugas terus dilarang masuk.hehehe.

Jujur ini pertama kalinya saya melihat langsung bentuk casino, jadi saya agak norak sedikit :)
Disana saya lihat orang2 banyak yang mengeluarkan duitnya hanya untuk dipertaruhkan di meja judi. Saya sampai bingung, apa pada tidak sayang duit yaa..
Ehmmm terus disana kebanyakan yang main orang2 yang sudah berumur, kira2 30an ke atas deh, malah opa2 dan oma2 juga banyak banget.
Paling yang sepantaran kita2 hanya ada beberapa ekor, makannya rada kurang PD juga sih masuk kesana, apalagi tidak ikutan main.hehehe..
Tahu gak enaknya masuk kesini tuh apa? disana disediakan minuman gratis...tis..tis..
dan sepuasnya kalau mau. Ada teh tarik, orange juice, milo, kopi, dan air putih.
Terus kalau mau makan, di dalam casino ini ada sebuah cafe kecil di pojokan. Disana makanannya masih rada murah walaupun menunya tidak terlalu banyak. Menu andalan kita disana yaitu nasi lemak RM 5, ada juga menu roti2 panggang dan makanan yang ringan2 lainnya.
Ohya satu lagi peraturan yang ada di casino, TIDAK boleh memoto apapun di dalamnya. Jadi saya tidak bisa foto si nasi lemaknya deh.

Karena takut tergoda iman kita untuk ikutan main disana, akhirnya kita tidak lama2 deh disana. Setelah dari situ kita keliling mal nya dan indoor theme park.
Di indoor theme park ini banyakan wahananya dikhususkan untuk anak2, tapi bukan berarti orang dewasa tidak boleh naik loh.
Ada juga rumah hantu yang kalau kita mau masuk bayar lagi, karena tidak jadi satu dengan tiket indoor theme park.
Dari indoor kita keluar untuk melihat outdoor theme parknya, kita memang cuma melihat-lihat dari luar, karena rencananya besok kita baru masuk kesana.
Pas masuk lagi ke indoor, saya tertarik untuk mencoba wahana 4D. Terus saya tanya ke petugasnya yang tidak berseragam, kalau mau main ini saja bisa tidak, tanpa harus beli tiket terusan.
Terus tiba2 dia ngajak si Koes rundingan, katanya kalau beli satuan gitu di loket mahal, mending beli sama dia saja ntar dikasih murah....Halahh2 dasarrr yang namanya korupsi memang tidak di Indonesia doang nih..
Ya sudah karena tawarannya cukup menarik kita ambil saja, dia kasih harga RM 5 per orang untuk kita.
Ternyata theaternya itu kecil banget dan bangkunya tidak enak. Apalagi filmnya,ampun2 dehhh..kita kira film serem2 gitu sesuai dengan tema di depan pintunya, tidak tahunya cuma kartun biasa yang berlatar gelap2 dan sama sekali tidak bikin kaget.
Pokonya jauhhh banget deh dengan 4D yang kita cobain di Universal Studio Singapore kemarin2.

Puas meng-explore first world kita kembali ke kamar dulu untuk istirahat sebentar dan beres2.
Malamnya saya dan Koes kepikiran untuk kembali ke casino dan makan nasi lemak di cafe kecil yang ada di dalam casino, karena makanan di mal first world mahal2 euyy..
Tadinya kita mau cobain McD tapi harganya kok tidak cocok untuk kantong kita ya.hehehe.. Jadi mending makan nasi lemak di casino aja deh yang cuma RM 5 plus minumnya gratis.hahaha..
Nah pas mau masuk ke casino lagi, petugas yang jaga sudah beda. Kali ini petugasnya seorang laki2 India serem gitu tampangnya.
Ketika kita mau masuk dengan PD nya, tiba2 si petugas manggil si Koes dan dia disuruh memperlihatkan id card nya. Setelah dilihat dan memenuhi syarat baru deh si Koes boleh masuk.
Begitu masuk kita langsung meluncur ke cafe kecil yang jadi langganan kita, tapi sebelumnya tak lupa kita ambil dulu minuman yang kita mau dari dispenser khusus yang ada di casino secara gratis.

Di cafe kecil ini kita pesan nasi lemak lagi dan roti panggang dengan selai kacang RM 4.
Setelah makan, saya dan Koes akhirnya tergoda juga untuk mencoba mempertaruhkan beberapa lembar ringgit kita di meja judi.hehehe..
Awalnya si Koes yang bermain, ada beberapa permainan yang minimal kita bisa mempertaruhkan chip dengan nilai RM 5. Tapi untuk mendapatkan chip ini kita harus menukarkan minimal RM 50 tapi nanti kalau ada sisa, bisa ditukarkan kembali ke dalam bentuk ringgit.
Pertama kita main semacam papan bundar yang dipenuhi dengan angka2 terus diputar (tidak tahu namanya apa), kalau papan bundar tersebut berhenti di angka yang kita pasang, nanti chip kita akan dibalikkan lebih sesuai dengan kelipatan yang didapat (aduhhh saya bukan ahli dalam hal beginian, jadi agak susah menjelaskannya, harap maklum yah).
Rupanya keberuntungan kita tidak bagus dipermainan ini dan kita menghabiskan RM 20 sia2.huhuhu..

Karena ingin tahu permainan apa yang paling gampang disana, Koes menelepon salah satu temannya di Jakarta dan menanyakan permainan apa yang agak mudah.
Temannya si Koes bilang kalau kita harus coba permainan yang lempar2 bola gitu, katanya itu permainan yang paling gampang.
Terus kita cari2 deh itu permainan, rupanya permainan tersebut memang paling ramai dimainkan oleh orang2. Jadi pas dibuka taruhannya, saya langsung taruh RM 5 saya di angka 4.
Dan taaaarrrrrraaaa.....nomor saya keluar pas di angka 4, jadi chip yang saya pertaruhkan cuma 1 jadi balik 8 chip.hehehe..
Dari situ saya jadi 'ketagihan' karena mengira disitulah letak keberuntungan saya..(tolong jangan ditiru ya, soalnya kalau ketagihan tidak tanggung).
akhirnya saya pasang kecil2 saja dan terus2an menang, paling kalau kalah hanya 2 atau 3 kali. Koes mengingatkan kalau saya sudah balik modal, minimal uang yang harus kita keluarkan untuk tukar chip kan RM 50, dan saya sudah mendapat RM 50 hasil dari main tadi. Maklum mainnya kecil2 saja, jadi hasilnya juga segitu. Dan perlu digaris bawahi, ini pertama kali saya menginjakkan kaki di casino dan pertama kalinya saya mengenal chip dan pernak-perniknya. Jadi taruhan ini saya lakukan semata-mata hanya untuk kesenangan dan iseng2 semata, makannya saya hanya berani main di permainan yang minimal taruhannya RM 5.

Biarpun cuma untung RM 50, itu sudah cukup bagi saya. Apalagi besok rencananya kita mau masuk outdoor theme park nya, jadi lumayan deh buat nambah-nambahin ;)
Karena sudah hampir tengah malam, kita memutuskan untuk balik ke kamar dan istirahat. Besok seharian kita akan main2 di outdoor theme park kemudian meninggalkan Genting lalu menuju ke Hadyai...arrghhhh baru bayanginnya saja sudah cape...

Stasiun LRT Bukit Jalil


Komuter (KTM)


'Bas' Go Genting


Terminal bus Gombak (Genting)


Sebelum naik cable car


Track-nya cable car


Lewat kabut juga


Sampai juga di Hotel Highlands


Tampak depan Hotel Highlands




Ngantri check-in di First World Hotel


Tempat penitipan tas di First World Hotel


Kamar




WC terpisah dengan kamar mandi


Indoor theme park plus mal First World


Little Venice


Price list







- Bersambung -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar